PADANG-Untuk mengantisipasi ancaman tsunami khususnya di Kota Padang, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno cenderung mempertimbangkan pembangunan shelter-shelter mandiri dengan jumlah memadai. Ini dilakukan untuk menyiasati keterbatasan anggaran.
“Jika shelter dibangun di sekolah atau bangunan lain akan menelan biaya yang lebih besar, jadi pembangunan shelter-shelter mandiri jauh lebih memungkinkan untuk menargetkan pembangunan shelter lebih banyak,” ujarnyanya saat memberikan sambutan pada acara Workshop Peringatan Dini Tsunami di Sumatera Barat Pasca 11 April 2012 di Hotel Pangeran Beach, (22/5/2012).
Misalnya mendirikan sebuah shelter membutuhkan dana Rp1 miliar, kata Gubernur, jika digabungkan dengan mendirikan sekolah dipastikan akan memakan biaya lebih besar. Akibatnya jumlah shelter yang ditargetkan untuk menampung penduduk di daerah rawan tidak akan terpenuhi.
“Karena antisipasi kita untuk persiapan bencana tsunami ini adalah pendirian shelter dengan jumlah yang memadai,” ujarnya.
Mendirikan shelter yang banyak, kata Gubernur, adalah prioritas pemerintah daerah. Ini antisipasi tidak efektifnya jalur-jalur evakuasi jika terjadi tsunami.
“Karena akan mengalami kemacetan total dan akan sangat beresiko jika masyarakat kita terjebak di dalam kemacetan tersebut.”
Disampaikan Irwan, jumlah shelter yang akan dibangun harus bisa menampung penduduk yang sekarang banyak berdomisili di daerah pantai yang rawan terkena dampak tsunami.
“Sedapatnya lokasi shelter berjarak sekitar 5 sampai 10 menit dari pemukiman penduduk, lahan-lahan yang akan digunakan untuk pendirian shelter tersebut juga sedapatnya lahan-lahan yang tidak lagi perlu dana untuk pembebasannya, misalnya lahan-lahan publik, lapangan sepakbola, dan taman-taman kota, intinya kita harus bisa hemat memaksimalkan dana untuk kepentingan publik ini,” katanya. (pkc)