«

»

Hijrah dan Perubahan

23 November 2012

Salah satu hikmah yang terkandung dari peristiwa itu adalah : melakukan perubahan. Nabi melakukan perubahan, dari kehidupan beliau sebelumnya di Mekah ke kehidupan baru di Madinah.

 

Oleh Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Peristiwa hijrah merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Atas perintah Allah, Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah (pindah) dari Mekah ke Yasrib (kini Madinah). Nabi bersama Abu Bakar dan sejumlah sahabat meninggalkan kampung halamannya Mekkah, untuk pindah dan bermukim di Madinah.

Alasannya, kota Mekkah saat itu tak lagi kondusif. Upaya Nabi mengembangkan Islam mendapat tantangan kuat dari masyarakat setempat. Islam berkembang lambat di Mekah saat itu. Bahkan Nabi Muhammad terancam akan dibunuh, kediaman beliau dikepung oleh sejumlah algojo dengan pedang terhunus, siap menghabisi nyawa beliau.

Namun beliau berhasil lolos dari peristiwa maut tersebut, bersama Abu Bakar dan perlindungan Allah, beliau berhasil lolos lalu bersembunyi beberapa malam di Goa Tsur. Setelah aman, beliau melanjutkan perjalanan ke Yastrib dan bermukim di sana bersama sejumlah sahabat yang telah dulu sampai di sana. Peristiwa  itu terjadi tanggal 16 Juli 632 M, sekitar 1380 tahun lalu (berdasarkan kalender masehi) atau 1434 tahun lalu berdasarkan kalender Islam.

Di Madinah, kesedihan Nabi meninggalkan kampung halaman dan tanah kelahiran yang beliau cintai, terobati. Di Madinah beliau disambut meriah oleh masyarakat setempat. Karena kerjasama yang baik semua pihak, kota Madinah berkembang pesat di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Madinah lalu bisa hidup sejahtera, rukun dan damai yang hingga sekarang dikenal dengan sebutan masyarakat madani.

Salah satu hikmah yang terkandung dari peristiwa itu adalah : melakukan perubahan. Nabi melakukan perubahan, dari kehidupan beliau sebelumnya di Mekah ke kehidupan baru di Madinah. Nabi meninggalkan masyarakat kota Mekah yang saat itu sulit berubah ke masyarakat Madinah yang dengan cepat berubah dan bersedia menerima perubahan.

Karena itu momentum hijrah dicatat sebagai tonggak sejarah yang sangat penting dalam sejarah Islam. Islam mengalami kemajuan yang pesat setelah peristiwa hijrah Nabi, banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi saat itu.

Perubahan, itulah kata kuncinya. Ungkapan bahwa “tidak ada yang abadi di atas dunia, kecuali perubahan,” telah lama dikenal dan telah terbukti kebenarannya. Dunia selalu mengalami perubahan. Jika bulan ini musim mangga, mungkin bulan depan musim durian, rambutan dan seterusnya. Jika tahun lalu mode potongan rambut yang disukai model cepak, mungkin tahun depan lain lagi, tahun depan berganti lagi dan seterusnya. Musim dan zaman terus berubah.

Karena perubahan itu selalu terjadi, maka manusia juga harus berubah agar ia tidak tertinggal atau tergilas oleh perubahan.  Dulu tak banyak orang mempersoalkan penampilan sebuah rumah makan. Asal bisa makan enak dan perut kenyang, konstruksi atau bentuk sebuah rumah makan tak dipersoalkan.

Kini tak lagi begitu, penampilan dan kenyamanan sebuah rumah makan menjadi penting saat ini. Rumah makan dengan penampilan mentereng, full AC, lantai keramik mengkilap, kadang dilengkapi pula dengan live music bahkan fasilitas Wi Fi, menjadi tuntutan pasar saat ini. Mereka yang tak siap dengan perubahan ini akan tertinggal. Tak cukup sampai di situ, inovasi harus terus dilakukan agar  tetap eksis.

 Dalam pelaksanaan pemerintahan di Sumatera Barat juga demikian. Masyarakat Sumatera Barat harus selalu melakukan perubahan dengan cepat. Sejumlah program dan fasilitas telah disiapkan agar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. Namun sejumlah daerah yang tidak merespon dan tidak memperlihatkan niat ingin berubah, maka mereka kami tinggalkan, program dipindahkan ke daerah lain yang lebih serius dan memang ingin berubah dan menjadi lebih baik.

 Mari kita jadikan tahun baru hijriyah tahun ini sebagai momentum untuk berubah. Mereka yang sebelumnya suka melakukan koprupsi berubah menjadi tak lagi korupsi, mereka yang sebelumnya malas berubah menjadi rajin, yang sebelumnya suka berbuat curang, berubah menjadi jujur. Banyak perubahan lainnya yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik. Jika hal itu kita lakukan, insya Allah tak butuh waktu lama, kita segera menjadi masyarakat Madani, seperti yang kita cita-citakan. ***

Padang Ekspres 22 November 2012

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>