Kelaziman cinta menggambarkan siapa dan apa saja yang patut dicintai dan yang patut dibenci. Cinta kepada Allah berarti juga mencintai siapa-siapa yang dicintai Kekasih (Allah) dan mencintai apa saja yang dicintai kekasih (Allah). Mencintai siapa dan apa yang dicintai Allah ini akan menghasilkan walaa, (loyalitas) kepada Allah.
Sebaliknya apabila membenci siapa saja yang dibenci Kekasih (Allah) dan membenci apa saja yang dibenci Kekasih (Allah) akan menghasilkan baraa, (melepaskan diri) dari segala perbuatan kufur. Walaa, dan baraa, merupakan sikap yang jelas kepada objek cinta.
Sumber: Buku Kepribadian Muslim