Padang – Gubernur SumÂbar, Irwan Prayitno dan Ketua DPRD SumÂbar Yultekhnil mendapat pengÂharÂgaan dari Kementerian KopeÂrasi dan UKM. Penghargaan diserahkan AsisÂten Deputi Urusan ResÂtrukÂturisasi Usaha, Kementerian KopeÂraÂsi dan UMKM, Willem Pasaribu, Jumat (30/8) lalu di auditorium Gubernuran.
Penghargaan ini diberikan atas prakarsa dan inisiatif Irwan dan Yultekhnil dalam penyeÂdiaan jaminan kredit untuk akses pembiayaan koperaÂsi dan UKM. “Diharapkan keberadaan PT Jaminan Kredit Daerah (JamÂÂÂÂkrida), koperasi dan UMKM di Sumbar akan semÂaÂkin berkembang,†ujar Asisten DeÂputi Urusan Restrukturisasi UsaÂha, Kementerian Koperasi dan UKM, Willem H Pasaribu.
Ia menjelaskan, Sumbar bÂeÂrada di peringkat 8 besar seÂcara naÂsional dalam penyerapan KreÂdit Usaha Rakyat (KUR). “Ini benÂtuk kepedulian kepala daeÂrah dan DPRD dalam menduÂkung program pengembangan koÂperasi dan UMKM. Pendirian JamÂkrida salah satu bentuk keÂpeÂdulian pemerintah daerah terÂhadap pengembangan koÂpeÂrasi,†tutur Willem.
Ia mengatakan, UMKM meÂmiÂliki peran strategis dalam perÂekoÂnomian nasional. Lebih 99 perÂsen pelaku usaha di Indonesia dari UMKM dan mampu meÂnyerap lebih 97 persen tenaga kerÂja. “Suatu keharusan untuk memÂberdayakan UMKM dan koÂperasi agar perekonomian naÂsional tetap berjalan. Berbagai kenÂdala yang dihadapi UMKM dan koperasi harus dicarikan soÂlusinya,†tukasnya.
Salah satu kendala yang diÂhadapi UMKM dan koperasi, yakÂni permodalan. Banyak koÂpeÂÂrasi dan UMKM mengalami kenÂÂdala mengakses sumber pemÂÂbiayaan bank. Padahal perÂbanÂkan adalah sumber pemÂbiayaan terbesar dalam perÂekoÂnoÂmian nasional.
“Pemerintah secara nasional telah mengembangkan skema penÂjaminan kredit atau pemÂbiaÂyaan yang memungkinkan UMKM dan koperasi yang beÂlum bankable untuk dapat meÂngÂaÂkses perbankan. Skema terÂsebut dikenal dengan KUR,†ulasnya.
Gubernur Sumbar, Irwan PraÂyitno mengakui selama ini kenÂdala UMKM adalah kekuÂraÂngan modal. Sumbar memiliki baÂnyak UMKM sehingga garaÂpan target Jamkrida dapat menÂcapai 99 persen.
ÂIrwan menambahkan, kebeÂrÂaÂÂdaan Jamkrida sangat penting unÂÂtÂuk memberikan kemudahan UÂMKM yang terkendala aguÂnan.
Pembentukan Jamkrida meÂlaÂlui Perda No 15 Tahun 2012. PemÂprov juga telah menganÂtoÂngi akta pendirian persero terÂbaÂtas (PT) Jamkrida dari notaris serÂta pengesahan dari KemenÂteÂrian Hukum dan HAM dan perÂsetujuan dari Otoritas Jasa KeÂuangan (OJK).
Mekanisme penjaminan kreÂdit melalui kerja sama tiga piÂhak. Yakni PT Jamkrida SumÂbar, perbankan dan debitur bank/UMKM. Penjaminan diÂawali dengan adanya pengajuan kreÂdit dari calon nasabah UMKM kepada bank, sekaligus peÂngajuan penjamin kredit.
Kemudian bank melakukan pÂeÂnelitian atas kelayakan usaha naÂsabah. Apabila nasabah diÂangÂgap layak, bank akan meÂnyamÂpaikan permintaan penÂjaÂminan kredit kepada PT JamÂkrida dan merealisasikan kredit sesuai ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya, PT Jamkrida Sumbar menerbitkan sertifikat penÂjamin setelah menerima imÂbal jasa penjamin (IJP) dari naÂsaÂbah melalui bank. Jika di keÂmuÂdian hari debitur tidak daÂpat meÂmenuhi kewajibannya, bank daÂpat mengajukan klaim keÂpada PT Jamkrida dan meneÂrima pemÂbayaran klaim sesuai porsi penÂjamin.
“PT Jamkrida tetap meneÂrapÂkan prinsip kehati-hatian daÂlam menyetujui penjaminan kreÂÂdit atau pembiayaan,†ujarÂnya.
Ada dua model penjaminan: tidak langsung dan langsung. Penjaminan tidak langsung dengan mempercayakan kepada bank, penilaian kelayakan usaha calon debitur sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran kredit bank. Plafon penjamin mulai Rp 1 juta sampai Rp 250 juta.
Sedangkan penjaminan langÂÂsung , PT Jamkrida melakuÂkan sendiri kelayakan usaha calon debitur. Plafon penjamiÂnan di atas Rp 250 juta – Rp 500 juta.
“Sasaran nasabah penjamin adalah pelaku usaha UMKM seperti pedagang, peternak, petani, bengkel, warung-warung serta pelaku usaha program dana bergulir seperti peternak sapi, ayam, petani karet, sawit dan lain-lain,†ucapnya.
Dirut PT Jamkrida Sumbar, Munandar Kasim mengatakan, saat ini dana Jamkrida sebesar Rp 25 miliar dari Rp 100 miliar dana yang dialokasikan. “Jika Jamkrida mendapat respons positif dari pelaku usaha dan berjalan lancar, dana yang akan dialokasikan ke Jamkrida akan ditambah. Meski baru Rp 25 miliar, namun sudah dapat menjamin kredit Rp 450 miliar. Pembagiannya 60 persen untuk usaha produktif dan 40 persen usaha nonproduktif,†ulasnya.
Sedangkan besaran plafon untuk penjaminan tidak langÂsung, mulai Rp 1 juta hingga Rp 250 juta. Penjaminan langsung di atas Rp 250 juta – Rp 500 juta. “Tahap awal ini, Jamkrida akan memberikan jaminan di luar penyaluran KUR.  Di tahun mendatang, Jamkrida juga akan memberikan jaminan KUR di Sumbar,†ucapnya. (ayu)
Padang Ekspres 2 September 2013