ADALAH Cucu Magek Dirih bersemangat memenuhi permintaan dari rekan yunior, Pemred Singgalang Khairul Jasmi dan Pemred Padang TV Vinna Melwanti menghadiri off print dan atau off-air Forum Editor Padang di Auditorium RRI Padang. Â
Cucu Magek Dirih meminta izin terlambat karena makan siang bersama istrinya, Denayetti, yang berulang tahun ke-54 pada hari Kamis, tanggal 29 Agustus 2013 itu. Cucu Magek Dirih malu kepada yang lain yang sudah datang sesuai jadwal. Biar datang terlambat, acara sudah dimulai lima menitan, Cucu Magek Dirih disuruh juga untuk duduk di meja depan. Ya, Tuhan, di meja di mana duduk Gubernur Sumatera Barat Prof Dr Irwan Prayitno Dt Rajo Bandaro Basa Psi MSc pula. Luar biasa, ternyata Gubernur Irwan himself directly juga hadir di acara yang ditaja Forum Editor Padang dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Sumatera Barat bertajuk Pemilu. Surprise—apalagi gubernur menghadiri dialogdinamis itu sampai selesai.
Forum Editor Padang (FED)—singkatan ini mirip dengan sandi bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve Bank) adalah komunitas para pemimpin redaksi/pejabat redaksi berbagai media—termasuk beberapa rekan wartawan/koresponden media pusat di Sumatera Barat dan beberapa pendukung mengembangkan kepeduliannya dalam bentuk membedah topik terpilih/yang dipilih dalam satu dialog dinamis dan populis. Hasil dialog—karena FED mewakili media/moda media di Padang provinsi Sumatera Barat—dimuat/disiarkan/ditayangkan di semua media—termasuk siaran tunda di stasiun TV lokal swasta Padang TV (Padang TV Group sudah berjaring pula dengan Triarga TV dan Dharmasyraya TV) dan Radio Swasta Lokal Classy Indarung Padang. Jadi, dialog FED memiliki daya efektif maksimal. Kelihatan, berbagai pihak dan stake holders sudah memandang demikian dan menggalang kerjasama/mendukung penyelenggaraan dialog FED. Mungkin, bentuk gelar acara FED bisa lebih atraktif/lebih dinamis.
Topik terpilih hari Kamis (29/8) tentang Pemilu dan Harga Suara Pemilih, dan selain Gubernur Irwan dan tim lengkap KPUD Sumatera Barat, hadir perwakilan partai (antara lain dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan bahkan Partai NasDem—yang baru akan ikut pada Pemilu 2014. Juga tampak hadir pakar komunikasi politik Ismail Mage, Sumartono, beberapa seniman dan budayawan, tokoh, dan lainnya, dan beberapa mahasiswa. Dialog—seperti sebelumnya—menampilkan host Khairul Jasmi. Kehadiran berbagai para stakeholders, apalagi Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno pula pun hadir secara pribadi/langsung, menunjukkan kepedulian berbagai pihak dan bahkan gubernur secara pribadi/langsung pada pemilu dan penyelenggaraan pemilu 2014 yang sudah di ambang pintu-dalam hitungan bulan kurang dari setahun. Tahniah kepada FED+KPUD Provinsi Sumatera Barat. Juga, syukur alhamdulillah.
DI ANTARA yang dibicarakan adalah, tentu saja, tentang para caleg (calon anggota legislatif semua tingkat: DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan DPR-RI/DPD-RI), dan sebetulnya juga pemilihan presiden/wakil residen (Pilpres), tentang kesiapan KPUD, kesiapan partai dan para calegnya, kesiapan logistik, dan termasuk kepedulian agar jumlah golongan putih alias golput alias para pemilih/WNI yang sudah memilik hal pilih/WNI yang sudah berhak memilih, tapi, tidak menggunakan hak pilih karena berbagai sebab/alasan/argumentasi. tentang berbagai proyeksi dan prediksi dari para wakil partai yang hadir kemungkinan perolehan suara dalam Pemilu 2014 dibandingkan suara dalam Pemilu 2009, dan para pemilih pemula. Berbagai bentuk kepedulian dari berbagai pihak, kegamangan/kekhawatiran terhadap KPUD provinsi dan kabupaten/kota dan terhadap partai/para caleg tentang penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas di provinsi Sumatera Barat yang tumpah dan mengemuka dalam dialog tersebut.
Tentang pemilih yang golput pada Pemilu 2009 (pemilu legislatif dan atau Pilpres) dan atau pada pemilihan kepala daerah (gubernur dan bupati/wali kota), relatif sudah diketahui datanya sampai per kota/kabupaten—bahkan sampai pada daerah pemilihan kecamatan dan atau kelurahan/nagari. Masalahnya, setelah pemilihan umum selesai dan meributkan perkara angka golput beberapa hari dan atau beberapa minggu, lalu kita dengan mudah melupakannya—termasuk para ahli/peneliti. Tidak ada yang mau mengolah data tersebut dan atau melakukan observasi/validasi: mengelompokkan data golput menurut apa alasan/argumentasi mereka tidak menggunakan hak pilih mereka, misalnya, sehingga KPU/KPUD bersama-sama dengan pemerintah dan partai politik dapat mengubah berbagai hal/cara atau teknik penyelenggaraan yang diperlukan. Misalnya, sangat mungkin, pertama, Golput karena memang merupakan sikap politik pemilih—dengan berbagai alasan pula. Kedua, tidak memilih karena kelemahan teknis KPU/KPUD, misalnya (data, surat undangan, dan teknis/administratuf lainnya). Ketiga, mungkin karena ketidaktahuan/kekurangan sosialisasi. Misalnya.
Masih mending golput, yang sesungguhnya mereka relatif sudah tahu bahkan mengerti Pemilu dan masalahnya. Bagaimana dengan pemilih pemula seperti kepedulian Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Gubernur Irwan Prayitno memandang masalah pemilih pemula sebagai salah satu yang penting diperhatikan KPUD. Hanya saja, sejauh dalam dialog, tidak terelaborasi kesiapan KPUD secara perspektif/visi, strategi/program, dan melibatkan berbagai stakeHolders—termasuk pemerintah (gubernur dan bupati/wali kota) dalam mengakses para pemilih pemula tersebut. Para ketua/komisioner KPUD Sumatera Barat mengatakan sudah melakukan sosialisasi, termasuk kepada pemilih pemula. Hanya tidak begitu jelas, strategi/program dan apa/bagaimana hasil dari sosialisasi dilakukan sejauh ini, misalnya. Jangan sampai, anggaran dibelanjakan, tapi, out come-nya tak jelas. Mestinya, secara transparan, KPUD Provinsi Sumatera Barat dan atau KPUD-KPUD kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Barat menyampaikan perkembangan secara terbuka setiap pentahapan kegiatannya secara periodik kepada publik.
Dalam diskusi kami di meja depan saat dialog FED di RRI itu berlangsung, Cucu Magek Dirih menyampaikan kepada ketua KPUD Sumatera Barat dan didengar Gubernur Irwan, bahwa KPUD dapat mendapatkan dan mengolah data pemilih pemula dengan bantuan/minta bantuan Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sumatera Barat melalui Gubernur Irwan dan atau KPUD meminta data kepada kepala-kepala dinas pendidikan kabupaten/kota melalui bupati/wali kota. Murid kelas II dan kelas III SMU/sederajat dan atau murid berusia 16,5 tahun ke atas dan saat pemilu 2014. Strategi/program dapat lebih fokus/lebih jelas dengan melibatkan kepala daerah (gubernur dan atau bupati/wali kota). Sama halnya, KPUD Provinsi Sumatera Barat dapat mengakses semua rektor/dekan perguruan tinggi/ketua sekolah tinggi untuk mendapatkan data mahasiswa yang berusia di bawah 22 tahun/belum memilih tahun 2009. Dengan data diolah begitu, bersama dengan Forum Editor, KPUD dapat menyusun strategi/program sosialisasi lebih fokus/jelas pula.
Sosialisasi yang dilakukan dengan baik/sungguh-sungguh—tak sekadar administratif belaka, dengan strategi/program/cara yang tepat, dan dengan melibatkan berbagai pihak/stakeholders—terutama kepala daerah, bagian penting pendewasaan demokrasi dan meningkatkan kualitas demokratisasi seperti yang selalu dipersoalkan para ahli. Kalau ada kekhawatiran (yang sebetulnya tak berdasar) dari partai politik peserta pemilu karena kepala daerah bisa jadi kader partai politik, maka dalam sosialisasi KPUD dapat membawa unsur pimpinan partai politik. Bukankah partai politik peserta pemilu juga harus disosialisasikan oleh KPUD? Cucu Magek Dirih berharap, KPUD tidak bergerak sebatas administratif/membelanjakan anggaran dan merasa tugas sudah pula dilaksanakan—sementara hasilnya tidak maksimal. Pada pandangan Cucu Magek Dirih, KPUD dan kita bersama seharusnya akan masuk sangat bersalah/masuk neraka bilamana tidak melakukan sosialisasi secara baik kepada pemilih pemula dengan secara benar dan dengan baik. Jangan pemilih pemula golput hanya karena kelemahan KPUD dan kita semua dalam sosialisasi (ketidaktahuan belaka).
SUNGGUH Cucu Magek Dirih mengapresiasi perhatian/kepedulian Gubernur Irwan Prayitno—khususnya terhadap pemilih pemula. Tentu, pada tempatnya pula, kita akan sangat menghargai bilamana KPUD (semua para komisioner) Provinsi Sumatera Barat bersama dengan KPUD/komisioner di semua kabupaten/kota memiliki hati/semangat menyosialisai pemilu kepada pemilih pemula tersebut. Sebaliknya, kita selayaknya juga memberi dorongan semangat (encurage) kepada KPUD/komisioner Provinsi Sumatera Barat bersama para semua komisioner KPUD di kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Barat akan selalu berusaha meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu. Bahkan, kenapa tidak jikalau apa yang dilakukan KPUD/komisioner provinsi Sumatera Barat berama komisioner KPUD se-Provinsi Sumatera Barat akan menonjol/dipandang secara nasional sebagai diskreasi yang baik, lebih dari sebatas berusaha menyelenggarakan pemilu sesuai peraturan dan perundangan, tapi, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas demokratisasi melalui penyelenggaraan pemilu.
Kiranya, kita semua, di sini, di daerah ini sama-sama berharap sama, dan mendoakan kiranya hal-hal yang baik dapat terlaksana dengan baik pula. Insya Allah—apalagi dengan perhatian/kepedulian yang begitu besar/tinggi dari Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan para kepala daerah di kabupaten/kota, Insya Allah. (*)
H. Sutan Zaili Asril
Wartawan Senior
Padang Ekspres 2 September 2013