Pepatah Jawa pernah mengatakan, “Banyak anak banyak rezeki”. Jangan khawatirkan rezeki, karena itu urusan Yang Mahakuasa. Sebagai orang tua hanya perlu mensyukuri dan menjalankan amanah berupa anak-anak dengan sebaik-baiknya.
Dianugerahi banyak anak, menjadi sebuah tantangan besar. Seperti seorang Nevi Zuairina, istri Gubernur Sumatra Barat Prof Irwan Prayitno. Sepuluh orang anak yang dilahirkan ia anggap sebagai anugerah sekaligus tantangan dunia-akhirat. “Ini rezeki buat kami, punya anak sepuluh. Kita harus menjalankan amanah ini dengan baik karena jumlah itu sudah ada di depan mata kita,” ujar Nevi menjelaskan kepada Republika, pekan lalu.
Di tengah kesibukan suami yang menjadi orang nomor satu di Sumatra Barat, juga kesibukannya sebagai ibu pejabat, ia tak ingin kehilangan peran dalam mendidik anak. Ia ingin anak-anak nya mendapatkan pendidikan langsung darinya. Sesibuk apa pun dia dan suami berkarier di ruang publik, mereka adalah orang tua yang juga punya amanah mendidik dan membesarkan anak-anak mereka.
“Saya terus terang saja kepada Pak Gubernur, kebetulan beliau seorang psikolog. Saya bilang, dalam mendidik anak ini saya tidak mau sendiri. Karena jumlah anak ini banyak, tentu saya tak bisa sendiri,” paparnya.
Ia ingin ada kerja sama yang solid antara dia dan suami dalam mendidik anak. Apalagi pada zaman globalisasi saat ini yang membuat kenakalan remaja semakin meningkat. “Ketika masih kecil-kecil mungkin masih gampang. Tetapi ketika mereka sudah kuliah, kita mulai khawatir. Zaman sekarang dengan teknologi informasi, pergaulan muda-mudi, dan perkembangan zaman yang cepat sekali, ini tentu membuat kita khawatir,” ujarnya.
Kehadiran orang tua yang ber peran mendampingi anak- anaknya sangat penting. Ia meng aku, tanpa peran suami, ia tak akan mungkin me nangani pendidikan anak seorang diri.
“Saya ingin, saya dan suami bersama-sama merawat anak. Misalkan, bapak juga ikut menyuapi anak-anak makan. Pekerjaan seperti itu, kalau dalam agama kita kan dinilai ibadah,” kisahnya.
Nevi dan suaminya mengaku, dalam mendidik anak banyak terinspirasi dari model keluarga Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sebagai seorang Nabi yang punya tanggung jawab kepada umatnya, Beliau SAW tak lantas mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga. “Dalam hadis kan disebutkan, seorang bapak yang punya anak perempuan tiga orang saja, kemudian mendidiknya dengan baik sehingga salehah. Maka itu, semua menjadi penghalangnya dari neraka,” paparnya.
Lantas, bagaimanakah mereka membagi waktu untuk keluarga dengan kesibukan luar biasa mereka di ruang publik?
Nevi mengatakan, walau ia pu- nya banyak kesibukan, ia tak ingin kekurangan waktu untuk anak-anaknya.
“Kalau dulu kami membiasakan ada quality time untuk keluarga. Tapi sekarang, saya tidak mau memberikan waktu yang sedikit kepada anak. Saya ingin memberikan waktu saya sebanyak-banyaknya untuk mereka. Caranya, kalau saya punya kegiatan di luar, saya ajak anak-anak untuk ikut. Sehingga saya tetap bersama mereka, walau saya banyak kegiatan,” katanya menjelaskan.
Nevi juga memesankan kepada suaminya, sesibuk apa pun tugas seorang gubernur, jangan lupa berkomunikasi dengan anak- anak. “Saya pesankan, kalau ada telepon dari anak- anak harus diangkat. Tidak ada ceritanya yang sibuk lah, meeting lah, apa pun itu. Selama tidak sedang bertemu presiden saja,” ujarnya menjelaskan.
Walau dalam kondisi sesibuk apa pun, Nevi dan suaminya juga membiasakan diri menelepon atau bertanya kabar anak-anaknya. Jika tidak dengan telepon, Nevi dan suami menyapa anak-anaknya lewat SMS, Skype, atau BBM. “Anak-anak sekarang ini modelnya, kalau orang tuanya sibuk malah mereka menjauh.
Ini yang kita khawatirkan. Jadi, kita didik anak-anak sedari kecil. Kita pahamkan mereka dengan posisi orang tua mereka sehingga sekarang sudah tidak ada masalah,” paparnya.
Nevi mengaku komunikasi dengan anak-anaknya sangat penting. Ia mewajibkan diri untuk bercengkerama dengan anak-anaknya walau ia dalam keadaan sibuk. “Yang terpenting dari anak-anak itu adalah komunikasi dengan kita. Kita tahu ada tiga tahap pendidikan anak. Tujuh tahun pertama, kita mesti tegas. Kalau tidak shalat, kita boleh pukul. Tapi, di tujuh tahun kedua dan ketiga, kita jadikan mereka seperti sahabat,” katanya menjelaskan.
“Walaupun bapaknya gubernur, tetapi kalau sampai di rumah, itu bapak saya. Di rumah, dia tidak lagi merasa bapak dan ibunya sebagai seorang pejabat,” ujarnya.
Nevi mengaku sangat disiplin mendidik anak-anak jika itu berkaitan dengan ibadah. Mereka selalu mengawali hari dengan shalat Subuh bersama. Soal ibadah, Nevi sangat tegas mendidik anaknya agar tidak melalaikan kewajiban ibadah. “Kita usahakan untuk shalat subuh di rumah bersama-sama. Itu injury time-nya. Setelah itu, baru kita mulai beraktivitas,” ujarnya.
Dalam memilih sekolah, Nevi dan suami memilih sekolah Islam untuk anak-anaknya. Sedangkan, anak yang ketiga sampai yang kelima, mereka masukkan ke pesantren. “Setelah mereka kuat basic agamanya, baru kita sekolahkan ke sekolah negeri.
Karena kita ingin masukkan mereka ke universitas negeri agar biayanya murah. Karena, anak kita banyak,” selorohnya.
Di samping pendidikan formal di sekolah, Nevi juga menambah pendidikan agama di luar sekolah. Ia mengaku sering mendatangkan guru mengaji dan guru tahfiz Alquran untuk membimbing anak- anak mereka.
Di samping menjadi ibu dari sepuluh anaknya, Nevi juga berperan besar sebagai istri dari suaminya.
Ia menyadari, keberhasilan seorang suami tak lepas dari peran besar seorang istri yang mendampinginya. Ia tak ingin suaminya menghadapi berbagai masalah berat seorang diri. Setidaknya, ia bisa menghadirkan suasana nyaman dan kondusif agar suaminya bisa berpikir lebih jernih.
“Menjadi istri seorang gubernur, saya merasa seperti Khadijah. Saya sering diajak sharing jika ada masalah-masalah yang berat yang beliau hadapi. Sebagai istri, kita harus bisa mendampingi, apalagi beliau mengemban amanah yang berat,” ujarnya.
“Ketika beliau sharing sebuah masalah, kita cukup menjadi pendengar saja, itu sudah sangat baik,” katanya. (ed: hafidz muftisany)
Biodata
Nama Lengkap : Hj Nevi Zuairina Irwan Prayitno
Panggilan : Nevi
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta,20 Desember 1965
Alamat :
Rumah, Jl. Jend. Sudirman No. 48 Padang
Kantor TP-PKK Prov. Jl. Rasuna Said No.76 Padang
Suami : Prof Dr H Irwan Prayitno Psi MSc, Dt Rajo Bandaro Basa.
Jabatan:
- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatra Barat
- Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Sumbar
- Ketua Dekranasda Provinsi Sumatra Barat
- Ketua Forum PAUD Provinsi Sumatra Barat
- Ketua P2TP2A Provinsi Sumatra Barat
- Ketua FORIKAN Provinsi Sumatra Barat
- Ketua Forum Silaturahmi Majelis Ta’lim Provinsi Sumatra Barat
- Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Provinsi Sumatra Barat
- Ketua Persatuan Istri Pemprov dan Muspida Provinsi Sumbar
Riwayat Pendidikan:
1. Sekolah Dasar 01 Pagi Rawamangun Jakarta Tahun 1978
2. SLTP 74 Jakarta Tahun 1981
3. SLTA 31 Jakarta Tahun 1984
4. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Indonesia Tahun
1984-1987
Republika 15 Mei 2015