Tidak gampang bagi masyarakat saat melaksanakan kegiatan mengundang kepala daerah. Harus melalui birokrasi yang ketat dengan mengirimkan surat undangan secara resmi. Karena kehadiran seorang kepala daerah dalam suatu kegiatan masyarakat, harus disesuaikan dengan jadwal yang diatur oleh protokoler. Namun, lain halnya dengan Irwan Prayitno. Jika dirinya diundang untuk menghadiri kegiatan masyarakat, dirinya rela melabrak aturan protokoler tersebut.
SWARI ARFAN—Padang
Saat menjabat sebagai Gubernur Sumbar maupun tidak lagi menjabat sebagai gubernur, Irwan Prayitno merupakan salah satu kepala daerah yang gampang diundang untuk hadir di tengah masyarakat.
Pengalaman menarik pernah diungkapkan oleh Bakhri, salah seorang warga Jalan Parak KaÂraÂkah RT02 RW07 Kubu DaÂlam Parak Karakah, KeÂcaÂÂmatan Padang Timur, saat perayaan HUT ke-70 RI, 17 Agustus lalu di lingkungan tempat tinggalnya.
Sehari hari sebelum perayaan HUT RI, pada malam harinya, Bakhri bersama warga sedang berkumpul membahas persiapan acara. Salah seorang warga, At, menawarkan untuk mengundang Irwan Prayitno menghadiri acara HUT RI tersebut. Bakhri merasa tidak yakin, Irwan Prayitno hadir. Karena acara yang diadakan sangat sederhana.
Namun, At berusaha meyakinkan warga, karena kebetulan dirinya punya teman yang akses komunikasi dengan Irwan Prayitno. Malam itu, At mencoba meminta temannya, menghubungi Irwan Prayitno melalui handphone, untuk mengundang Irwan Prayitno hadir. Saat itu, Irwan Prayitno mengangkat telepon dan menjawab bersedia hadir.
Seluruh warga yang hadir malam itu kaget seakan tidak percaya. Mereka lalu bersiap menyusun rencana besok hari untuk menyambut kedatangan Irwan Prayitno. Ketidakpercayaan warga tersebut mengular besok harinya. Banyak perangkat lurah dan tokoh masyarakat Parak Karakah masih saja tidak percaya Irwan Prayitno hadir. Apalagi Irwan Prayitno baru saja habis masa jabatannya sebagai Gubernur Sumbar. Tentu dirinya sibuk dengan agenda perpisahan dengan pejabat penting. Apalagi 17 Agustus ada upacara resmi kenegaraan di Kantor Gubernur Sumbar.
Namun, keraguan warga terjawab hari itu. Tepat pukul 11.00
WIB, mobil Irwan Prayitno datang. Pria berkacamata itu hadir dan menemui warga yang ramai menanti siang itu. Acara pun berlangsung meriah. BaÂkhri, sebagai panitia penyelenggara HUT RI tidak meÂnyangÂka acara yang dibuatnya bersama warga dihadiri Irwan PraÂyitno. “Kami sungÂguh bangÂga. Seorang Irwan Prayitno datang pada acaÂra kami yang kecil. Luar biasa,†terangnya.
Apa yang dialami Bahkri dan warga Karak Karakah tersebut membuktikan, tidak sulit untuk mengundang seorang Irwan Prayitno untuk hadir di tengah-tengah warga. Cukup dengan menghubungi melalui telepon, sms, facebook, WhatApps atau media komunikasi lainnya, Irwan Prayitno Insya Allah datang.
Kepada POSMETRO, Kamis (20/8) Irwan Prayitno mengakui cukup banyak warga yang sering mengundangnya melalui sms dan telepon. Undangan acaranya pun beragam. Mulai dari undangan memberikan ceramah, menghadiri acara kesenian dan budaya, dialog, acara silahturahmi, olahraga, hingga jadi saksi pernikahan. Yang mengundang pun beragam, mulai dari sekolah, majelis taklim, pengurus mesjid, organisasi masyarakat. Dirinya bersedia menghadiri undangan tersebut.
Rinaldi, salah seorang teman dekat Irwan Prayitno yang selalu mendampingi Alumni SMA 3 Padang itu dalam berbagai kegiatan mengungkapkan, karena Irwan Prayitno sewaktu jadi gubernur sering diundang oleh masyarakat secara langsung melalui sms dan telepon, tidak jarang membuat bupati, wali kota dan perangkat pemerintahan kabupaten kota sering terkecoh, kelabakan dan kaget akan kehadiran Irwan Prayitno di daerahnya.
Rinaldi menceritakan, pernah ada pengurus mesjid suatu daerah mengundang langsung Irwan Prayitno sewaktu jadi gubernur, hadir di mesjidnya untuk memberikan ceramah. Irwan Prayitno datang. Informasi kedatangan suami Nevi Zuairina itu yang sebelumnya tidak diketahui oleh kepala daerah, akhirnya diketahui juga. “Ya kepala daerahnya kaget dan menanyakan kepada seluruh staf-nya apa ada undangan resminya. Tidak ada satupun yang tahu. Akhirnya kepala daerah itu bergegas datang ke mesjid tersebut,†ungkap Rinaldi.
Bagi Irwan Prayitno, jika dibutuhkan untuk hadir di tengah masyarakat, dirinya tidak ingin masyarakat ribet menghabiskan waktu menghadapi birokrasi yang cukup ketat. “Yang penting acara yang diselenggarakan masyarakat dapat berjalan lancar. Saya hanya ingin mempermudah masyarakat untuk dapat bertemu dengan saya. Tidak perlu harus melalui surat undangan resmi dan harus melalui protokoler. Yang penting saya tahu informasinya. Lewat sms atau telepon saja kan lebih mudah,†terang Pendiri Yayasan Pendidikan Adzkia itu.
Lain halnya dengan kegiatan yang sifatnya resmi dan menyangkut urusan pemerintahan, seperti surat menyurat, administrasi pemerintahan dan undangan resmi pemerintahan. Kegiatan tersebut menurutnya, memang harus melalui birokrasi yang cukup ketat.
Rang Kuranji itu mengakui, selama jadi gubernur, dirinya pernah mendapat undangan acara masyarakat tiga hingga empat kali sehari. Undangan tersebut selalu dipenuhinya. Karena bagi Irwan Prayitno dirinya memang suka berbaur dengan masyarakat. “Saya hanya ingin menyatu dengan masyarakat. Berkumpul dengan mereka, saya mendengarkan cerita mereka tentang persoalan pembangunan di daerah mereka. Sehingga menjadi catatan bagi saya untuk meneyelesaikan persoalan pembangunan yang mereka hadapi,†ungkap Irwan Prayitno. (*)
Posmetro Padang, 21 Agustus 2015