«

»

Keluarga Surga Kebahagiaan

6 Agustus 2015

PADANG-”Keluarga itu surga tempat kebahagiaan…” Kata-kata itu meluncur begitu saja ketika Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno diwawancarai wartawan sambil berjalan menuju kendaraan usai peringatan Hari Keluarga Nasional di Masjid Raya Sumatera Barat, Selasa (4/8). Bukan dari teks pidato yang sengaja dikarang. Kata-kata Irwan itu mengambarkan bagaimana harmonisasi hidup berkeluarga yang dijalaninya.

IP, begitu ia akrab disapa memiliki keluarga yang besar. Menikah dengan Nevi Zuairina, keduanya dikaruniai 10 anak. IP pun sudah berminantu. Kehadiran tiga cucu melengkapi kebahagiaan keluarga besar mereka. Keberhasilan karirnya di dunia politik dan memimpin Sumatera Barat tak menghilangkan keberhasilannya mendidik anak-anak. “Alhamdulillah, anak-anak saya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri,” ujar Irwan.

Di tengah kesibukkannya yang seolah tak pernah putus-putus, IP tak sedikit pun mengurangi perhatian kepada keluarga. Bagi IP, keluarga adalah segala-galanya. Kalau ada setitik surga dijatuhkan ke bumi. Surga itu terletak dalam rumah yang dinaungi harmonisasi, diisi oleh anak-anak yang penuh dengan keceriaan.

Sebagai profesor di bidang sumber daya manusia dan mendirikan lembaga pendidikan berbasis keislaman, IP paham betul bagaimana membangun keluarga yang bahagia. Keluarga sebagai surga kebahagian mestilah dibangun di atas pondasi yang kuat. Keluarga yang bahagian itu adalah yang sakinah mawadah wa rahmah. Untuk mewujudkan keluarga sakinah mawadah wa rahmah perlu dibangun hablumminannas (hubungan sesama manusia yang baik) dengan taaruf (silaturrahmi, tafahum (saling memahami), taawun (tolong menolong) dan takaful (saling menjamin). Pondasi yang tak kalah penting adalah hablumminallah (hubungan dengan Allah) dengan meningkatkan ibadah.

Di tengah kegiatan memimpin daerah dan melayani masyarakat, bagaimana IP tetap bisa memberikan perhatian kepada keluarga? Menurut IP, kuncinya adalah pandai-pandai membagi waktu. Baginya, sesibuk apapun sebagai kepala daerah, soal anak-anak tak pernah dilupakannya. “Sesibuk apa pun, jangan sampai melupakan anak-anak. Jangan karena kesibukkan itu, anak-anak justru menjauh,” ujar Irwan.

Sebagai seorang gubernur, Irwan tetaplah seorang ayah. Bersama istri, ia selalu menyempatkan diri berkomunikasi dengan anak-anak. Mulai dari sekadar menanyakan kegiatan mereka sehari-hari, terutama menanyakan perkembangan mereka di sekolah. Tak jarang, Irwan datang langsung ke sekolah anaknya untuk berkomunikasi dengan guru tentang perkembangan pendidikan anak-anaknya. Untuk urusan menjemput rapor anak, IP selalu menyempatkan diri melakukannya sendiri. Dua anaknya, yang paling bungsu, Taqiya Mafaza dan Laili Tanzila masih duduk di bangku sekolah dasar. Kepada anak-anak yang termuda itu, Irwan tetap melaksanakan kebiasaan mengantarkan anak-anak ke sekolah. “Karena kesibukkan, sekraang tak selalu sering. Kalau ada kesempatan, saya selalu mengantar,” ujar Irwan.

Kebiasaan IP dengan anak-anak yang terus dilaksanakan adalah membelikan anak pulsa. Menurutnya, sebagian besar kebutuhan anak diurus sang istri. Tapi, ada beberapa kebutuhan anak yang tetap ditanganinya. Untuk urusan membeli pulsa, menurut Irwan hal itu tak hanya soal kebutuhan saja, tapi hal itu juga dijadikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak. Demikian pun untuk urusan jajan, Irwan mengirimkan sendiri kepada anak-anaknya. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepercayaan kepada sang anak untuk bisa bertanggung jawab dengan kebutuhannya sendiri, sekaligus ini cara IP untuk bisa selalu memantau keadaan anak-anak dan berkomunikasi dengan mereka. “Kadang, kalau ditelpon langsung, anak-anak diam, tak tahu mau ngomong apa juga. Tapi, pas minta pulsa atau jajan, saya bisa bertanya keadaannya, sekolahnya dan lain-lain.”

Saat ini, anak-anak Irwan berada di Jakarta dan Padang. Enam di Jakarta, termasuk anaknya yang sudah bekeluarga dan empat di Padang. Kepada anak-anaknya yang sudah berkeluarga, Irwan tetaplah ayah bagi mereka seperti dahulu. Kalau dahulu mereka minta pulsa dan jajan, sekarang berbeda, minta dibelikan susu. Kalau mendengar susu untuk sang cucu, kakek mana yang tak tergerak hatinya. Semua permintaan itu menurut Irwan bukan soal kebutuhan saja, tapi itulah momentum baginya untuk selalu berkomunikasi dengan keluarga di tengah kesibukkan yang padat mengurus daerah dan masyarakat.

Setiap hari, Irwan memiliki agenda ke luar daerah, baik di luar Kota Padang maupun di luar Sumatera Barat, bahkan ke luar negeri. Setiap jauh dari keluarga itu, ia tak melupakan anak-anak. Ada kebiasaan kecil IP setiap kali berkunjung ke luar kota, ia selalu membawa buah tangan untuk orang-orang di rumah. Buah tangan itu bukanlah barang-barang berharga, tapi hanyalah makanan atau benda-benda kegemaran anak-anaknya. Misalnya, Rabu siang (5/8), Irwan dalam perjalanan menuju Jakarta. Untuk anak dan cucunya di Jakarta, ia telah membawa buah tangan. “Ini, saya bawa rendang dan sipadeh. Anak-anak suka,” ujar Irwan dari balik telpon selularnya.

Irwan paham betul makanan kesukaan anak-anaknya. Anak-anaknya yang paling kecil, seperti anak-anak kebanyakan, suka makanan yang digemari banyak orang. Karena itu, selain selalu membawakan buah tangan makanan kesukaan, Irwan sering juga mengajak anak-anak makan bersama di luar. Irwan juga tahu hobi dan kegemaran anak-anaknya. Contohnya, untuk putranya Ibrahim, Irwan membelikan gitar karena anaknya itu memiliki hobi yang sama dengan dirinya di bidang musik.

Sebagai pendiri lembaga pendidikan berbasis Islam, kehidupan religius keluarga sangat menjadi perhatian bagi Irwan. Untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini, semua anak-anaknya disekolahkan di lembaga pendidikan berbasis Islam dan pesantren. Di rumah, Irwan secara rutin selalu menanyakan kepada anak-anaknya apakah sudah shalat apa belum. Irwan selalu mengajak keluarga shalat berjamaah, terutama shalat Magrib dan Subuh. Tak itu saja, ia selalu memantau apakah anak-anak ada membaca dan menghafal ayat Al-quran. Kebiasaan puasa Senin-Kamis juga ditularkan kepada anak-anak. “Ya, kita selalu sahur bersama di rumah,” ungkap Irwan.

Di bulan suci Ramadhan, Irwan bersama keluarga menyempatkan diri memperbanyak ibadah. Bersama keluarga, ia biasa mengisi 10 hari di penghujung Ramadhan dengan beritikaf. Sebelum menjadi gubernur, itikaf biasanya dilakukan di masjid dalam komplek Perguruan Islam Adzkia yang dekat dengan kediaman orang tua IP di Padang. Sejak jadi gubernur, kegiatan itu dilaksanakan di mushalla dalam komplek gubernuran Sumbar. Kalau Ramadhan-Ramadhan sebelumnya, IP membawa serta anak-anak beritikaf, kini kegiatan itu lebih berkesan, karena sesekali bisa membawa serta cucu-cucunya.

Selain komunikasi yang intens, kebersamaan bersama anak-anak dan istri juga menjadi hal penting bagi Irwan. Ketika ada waktu luang, Irwan mengaku memanfaatkannya untuk bercengkrama bersama keluarga. “Ketika dengan dengan keluarga, di sana indah terasa,” ujar Irwan sambil tersenyum. 007

Singgalang, 6 Agustus 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>