«

»

Selama Menjabat Gubernur 5 Tahun Tidak Pernah Tidur Siang

17 Oktober 2015

MENJADI Gubernur Sumatera Barat yang dalam keadaan porak-poranda pasca gempa tahun 2009 tentulah tidak mudah. Tantangan makin bertambah akibat kondisi ekonomi global yang sedang morat-marit, kriminalitas makin meningkat, dekadensi moral di mana-mana dan masih ditambah lagi dengan gelombang euforia reformasi.
Irwan Prayitno dilantik menjadi Gubernur Sumatera Barat oleh Mendagri Gamawan Fauzi atas nama Presiden RI tanggal 15 Agustus 2010 di garasi kantor DPRD Sumbar. Kantor DPRD saat itu sedang mengalami rusak berat dan tidak bisa digunakan akibat gempa September 2009. Sekitar 20.000 rumah penduduk dan ratusan fasilitas umum di Sumatera Barat saat itu rusak total. Sumbar nyaris lumpuh total. Banyak masyarakat, termasuk investor eksodus, lari menyelamatkan diri ke luar Sumatera Barat.

Pemerintah Sumatera Barat di bawah pimpinan Gubernur Irwan Prayitno, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota dan Kabupaten, swasta, perantau, masyarakat Internasional bekerja keras bahu membahu menyelesaikan masalah ini dan berbagai dampak lain yang ditimbulkan. Tata kerja yang baik, transparan dan akuntabel dalam pengelolaan bencana membuat Sumatera Barat mendapat 3 penghargaan sekaligus dari BNPB. Sumbar makin dipercaya, prestasi itu pulalah yang menyebabkan BNPB memberikan perhatian khusus dan dana makin banyak dikucurkan ke daerah ini.

Bagi Irwan Prayitno semua tantangan tersebut tidak membuat ia mundur, tapi malah membuat adrenalinnya terpacu untuk bekerja keras dan bekerja cerdas. Semua kepala SKPD wajib mengaktifkan HP 7 x 24 jam, artinya siap menerima tugas dan ditugaskan kapanpun, termasuk di hari libur. Juga baru kali ini dalam sejarah, selama Gubernur IP, rapat-rapat dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu (hari libur) agar tidak menyita jam kerja rutin.

Seluruh jiwa dan raganya dibaktikan untuk masyarakat Sumbar. Komitmennya untuk masyarakat Sumbar, diwujudkannya dengan kerja keras. Sebagai pribadi yang sudah ‘mewakafkan’ dirinya untuk masyarakat Sumbar, waktu kerja yang ditetapkan pemerintah lima hari tidak cukup. Irwan Prayitno tetap bekerja hari Sabtu dan Minggu demi melayani masyakakat. Bahkan dalam lima tahun menjabat Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno tidak pernah mengambil cuti.

Tak hanya itu, selama menjabat Gubernur Sumatera Barat selama lima tahun, Irwan Prayitno tidak pernah tidur siang. Sebagaimana diungkapkan Asben Hendri, Kepala Biro Umum Setdaprov Sumatera Barat, selama bergaul dengan Irwan Prayitno dirinya tidak pernah melihat Irwan Prayitno tidur siang. Bahkan Asben Hendri tidak tahu kapan Irwan Prayitno tidur, sebab jam satu malam pun, Irwan Prayitno masih siap melayani siapa pun yang berurusan dengannya.

“Entah kapan beliau tidur. Selama bergaul dengan beliau, saya tidak pernah melihat beliau tidur siang. Jam satu malam pun, jika saya ada urusan, beliau masih siap melayani. Subuh-subuh pun, beliau terlihat sudah bangun. Kemungkinan beliau tidur dan istrirahat sekitar pukul 02.00-04.00 WIB,” ungkap Asben Hendri.
Hal senada juga diakui oleh Zardi Syahrir. Kepala Bagian Penerangan Biro Humas Setdaprov Sumatera Barat ini menceritakan, selama bergaul dengan Irwan Prayitno di Pemprov Sumatera Barat, dia tidak pernah melihat sang Datuk tidur siang. Paling banter, Irwan Prayitno tidur siang dalam perjalanan menuju atau sekembali dari daerah kunjungan.

Tahun pertama menjadi gubernur Sumbar merupakan ujian paling berat bagi Irwan. Dalam keadaan daerah yang porak-poranda pascagempa plus suasana transisi pasca reformasi.  Dari pagi hingga larut malam silih berganti tamu yang datang, baik dari unsur pemerintahan maupun non pemerintah. Semua membawa dan menyampaikan masalah, datang satu, lalu datang satu lagi, begitu terus silih berganti dari pagi hingga larut malam. Semua mengadu dan menceritakan  masalah. Kacau balau sekali kelihatannya.

Namun dengan kepala dingin, seperti mengurai benang kusut, satu per satu dibenahi oleh Irwan Prayitno. Tim pemprov diberi motivasi, sistem dibenahi dan dibuat. Sebagai profesor bidang SDM, Irwan melakukan tes pemetaan potensi  untuk mengetahui kualitas semua pegawai pemprov serta mengetahui posisi mana yang tepat untuk mereka masing-masing.  Kepala SKPD diminta untuk berfikir out of the box (di luar kebiasaan), agar bisa menyelesaikan masalah-masalah dan tantangan yang super berat saat itu. Rekrutmen pegawai dilakukan dengan serius tanpa tedeng aling-aling. Sistem dibuat agar pekerjaan  berjalan baik lancar dan efisien.

Ternyata kondisi  yang dalam serba transisi itu bisa berubah, masalah demi masalah bisa diurai dan diselesaikan, sistem mulai berjalan. Sumatera Barat berhasil bangkit kembali.  Mungkin Tuhan punya rencana sendiri, pertumbuhan ekonomi Sumatera barat pascagempa malah semakin meningkat, justru  jauh lebih tinggi dibanding sebelum gempa, Sumatera Barat makin mendapat perhatian baik nasional maupun internasional.

Dalam lima tahun masa jabatan Irwan, pemerintah Sumatera Barat mendapat apresiasi, memperoleh 204 lebih penghargaan tingkat nasional maupun internasional. Itu artinya pemprov Sumbar mendapat penghargaan setiap seminggu sekali. Semua SKPD berlomba-lomba untuk mengukir prestasi. Status WTP (wajar tanpa pengecualian),  penilaian paling bergengsi di bidang keuangan dan anggaran, berhasil diperoleh untuk pertamanya pada tahun 2013. Kemudian berlanjut pada tahun 2014, dan 2015.

Ditulis Oleh:
Zamri Yahya
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang/Pimpinan Bara Online Media (BOM) Group

Bentengsumbar.com, 17 Oktober 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>