«

»

Puasa dan Inflasi

6 Juni 2016

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Apa lagi bagi umat Islam di Indonesia. Suasana Ramadhan begitu terasa. Berbeda dengan suasana Ramadhan di negara-negara yang jumlah umat Islamnya sedikit atau minoritas.

Di televisi, iklan-iklan bernuansa Ramadhan sudah mulai menyapa masyarakat menjelang datangnya bulan Ramadhan. Minuman dan makanan yang segar untuk berbuka yang disajikan dalam iklan televisi dikemas sedemikian rupa sehingga tak sabar rasanya untuk segera berpuasa. Memang demikianlah iklan, mampu memberikan imajinasi nikmatnya berbuka dengan makanan dan minuman yang ditawarkan dalam iklan tersebut.

Sebagai bulan yang istimewa, Allah SWT pun langsung menilai dan membalas amalan para hambaNya yang melakukan ibadah-ibadah yang sudah dicontohkan maupun disabdakan oleh Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Sebagai hambaNya yang menyimpan berbagai keinginan, tentunya momen Ramadhan ini sangat bagus untuk melaksanakan amalan-amalan terbaik.

Bagi yang ingin mendapatkan jodoh terbaik, bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk memanjatkan doa dengan penuh khusyuk. Demikian pula bagi yang ingin mendapatkan kelulusan yang baik di tahun depan dan diterima di perguruan tinggi negeri yang diidamkan. Perbanyaklah berdoa sekaligus beramal di bulan Ramadhan.

Jika saja, semakin banyak yang serius dan konsentrasi beramal di bulan Ramadhan, maka insya Allah kita akan merasakan kenikmatan yang tidak ada di bulan lain. Semakin serius, konsentrasi dan fokus menjalankan amal ibadah di bulan Ramadhan, maka insya Allah kita akan menjalani ibadah berbuka puasa dan sahur seperti layaknya rutinitas sehari-hari. Bahkan pengeluaran untuk konsumsi bisa dikurangi.

Namun apa yang terjadi? Seperti biasa di bulan Ramadhan, harga-harga barang cenderung naik karena meningkatnya konsumsi yang ditandai naiknya permintaan dengan cepat, sementara persediaan tidak bisa mengimbangi naiknya permintaan. Padahal kalau tidak ada lonjakan permintaan, persediaan masih cukup. Badan Pusat Statistik bahkan sudah menginformasikan bahwa tidak kurang satu persen kontribusi inflasi terjadi pada bulan Ramadhan. Sedangkan di bulan lain tidak sampai satu persen.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa suasana berbuka puasa dengan ditemani minuman dan makanan yang membangkitkan selera adalah karunia dan kenikmatan tersendiri yang hanya terjadi di bulan Ramadhan. Namun ketika ternyata yang terjadi adalah berlebih-lebihan dalam makan dan minum hingga akhirnya muncul  kemalasan akibat konsumsi berlebih dan kemubaziran juga bukan sesuatu yang diharapkan terjadi di bulan Ramadhan.

Setelah Subuh hingga Maghrib, kita mampu menahan. Namun antara Maghrib dan Subuh ternyata kebalikannya. Padahal, setelah berbuka pun tidak dicontohkan oleh Nabi untuk berlebih-lebihan, apalagi kemubaziran. Yang dicontohkan justru ibadah di malam hari hingga menjelang subuh, seperti shalat tarawih, witir, membaca Al Quran, dan shalat tahajud.

Sudah saatnya kita menikmati Ramadhan ini dengan memperbanyak amal ibadah. Tidak melakukan konsumsi yang berlebihan, namun justru meningkatkan infak dan sedekah. Kenaikan harga barang seperti beras yang menyebabkan meningkatnya inflasi sebenarnya juga menyebabkan saudara-saudara kita yang kurang beruntung makin sulit untuk sekedar makan dan minum untuk keluarganya. Bahkan yang masih beruntung pun juga banyak mengalami kesulitan menghadapi kenaikan harga barang. Ramadhan meminta kita untuk berempati dan menahan diri.

Kita juga mengetahui bahwa saat ini kejahatan seperti kasus-kasus pemerkosaan atau pencabulan makin membuat bulu kuduk kita berdiri. Dengan masuknya Ramadhan, kita harapkan tidak ada kejahatan yang seperti itu lagi. Orang-orang yang potensi melakukan kejahatan seperti itu, mudah-mudahan dengan menjalankan puasa bisa melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik lagi.

Doa-doa kita yang khusyuk semoga bisa menjadi sebab turunnya Rahmat Allah SWT di negeri ini. Dijauhkan dari berbagai marabahaya dan tindak kejahatan yang membuat kita ngeri. Dan dengan melatih diri untuk menahan dan mengendalikan konsumsi, semoga bisa berpengaruh terhadap menurunnya angka inflasi.

Mari kita sambut Ramadhan dengan gembira dan bersahabat. Semoga puasa yang kita jalani dan amal ibadah yang kita laksanakan mampu menjadikan kita sebagai pribadi yang bertakwa. ***

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Singgalang, 6 Juni 2016