Pada 21 Januari 2019 lalu, saya bersama Bupati Padang Pariaman Bpk. Ali Mukhni menghadiri peresmian Pusat Kajian Mazhab Syafi’i (PKMS) yang berlokasi di Pauh Kamba, Kab. Padang Pariaman. Yang meresmikan adalah seorang dai muda yang saat ini sangat populer, yaitu Ustaz Abdul Somad (UAS) didampingi Ketua PKMS Ustaz Jel Fathullah. Selain meresmikan, UAS juga berceramah.
Dalam ceramahnya UAS menyatakan bahwa PKMS merupakan yang pertama di Indonesia. Pendiriannya di Pauh Kamba, Kab. Padang Pariaman pun memiliki kaitan sejarah. Selain itu, lokasi PKMS yang ada di Sumbar ini dinyatakan UAS tidak akan membuat wilayah lain tersinggung.
UAS menyebut bahwa orang di Sumut tidak akan marah kepada orang di Sumbar karena pendiri salah satu ormas terbesar di Sumut berguru kepada ulama asal Minangkabau. Demikian pula dengan orang di Aceh, Sulawesi, Jawa, para pendiri organisasi besar di wilayah tersebut pernah berguru kepada ulama asal Minangkabau seperti Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi di Mekkah. Dan dalam sejarah penyebaran Islam di Minangkabau, Padang Pariaman merupakan pusatnya. Hal ini yang melatarbelakangi pendirian PKMS di sini.
Mazhab Syafi’i lahir di awal abad ke-9 Masehi. Yang memulai mazhab ini adalah Imam Syafi’i. Imam Syafi’i telah banyak menjelaskan hal-hal teknis yang terjadi di masyarakat muslim dengan berpedoman kepada Alquran dan hadis, seperti tata cara berwudhu, salat, dan urusan muamalah lainnya. Umat Islam penganut mazhab Syafi’i ada di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Bahrain dan Suriah.
Selain Mazhab Syafi’I, dikenal juga mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali, yang diikuti oleh umat Islam di berbagai negara di dunia. Dan PKMS akan menjadi salah satu rujukan bagi masyarakat muslim Indonesia yang bermazhab Syafi’i untuk mengetahui bagaimana berfiqih dan bermuamalah yang benar sesuai ajaran Islam.
Saya yang baru kali ini melihat langsung UAS berceramah, turut merasakan semangat yang kuat dari masyarakat yang hadir akan ilmu dan nasihat dari UAS. Lapangan tempat UAS ceramah dipenuhi masyarakat. Tidak hanya dari sekitar lokasi, tapi juga ada yang datang dari luar Pariaman maupun Sumbar. Dan ketika hujan turun pun, masyarakat masih antusias mendengarkan ceramah UAS. Bahkan sebelum acara dimulai, salat Ashar berjamaah dilakukan beberapa kali karena tempat salat yang tidak cukup serta ramainya orang yang datang. Setelah salat usai, baru dilaksanakan ceramah.
Dalam ceramahnya, UAS menyampaikan fakta bahwa mazhab Syafi’i merupakan rujukan kebanyakan masyarakat muslim di Indonesia. Namun UAS juga meminta agar masyarakat penganut mazhab Syafi’i tidak menyalahkan masyarakat yang menganut mazhab Hanafi, Hambali dan Maliki. Karena masing-masing mazhab telah memiliki dalil yang bersumber dari Alquran dan hadis.
Satu hal positif yang sering ditunjukkan UAS dalam banyak ceramahnya yang juga bisa dilihat di Youtube, beliau sebelum berceramah memberikan hormat dan mohon izin kepada para habaib, ustaz, ulama, tokoh masyarakat, pejabat karena akan berdiri membelakangi ketika berceramah. Bahkan UAS secara khusus juga memberikan penghormatannya kepada para keturunan Rasulullah Saw. Ini memperlihatkan bagaimana seorang UAS adalah sosok dai yang rendah hati, dan menghormati para habaib, ustaz, ulama, tokoh masyarakat, maupun pejabat pemerintah.
Selesai UAS berceramah, beliau langsung balik lagi ke Pekanbaru mengendarai sendiri mobilnya. Karena keesokan harinya sudah ada agenda untuk kunjungan ke daerah pelosok. Semoga UAS diberikan kesehatan oleh Allah SWT sehingga bisa terus berdakwah ke masyarakat. Karena masyarakat pada hari ini membutuhkan arahan dari dai seperti UAS maupun para ustaz lainnya untuk hidup sesuai ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
UAS adalah satu di antara dai yang menyampaikan ajaran Islam yang bisa diterima kebanyakan masyarakat Indonesia. Ceramahnya tegas dan lugas, penuh semangat dengan suara keras, kadang diselingi humor, tetapi ilmu yang disampaikannya pun berlimpah, seperti penyampaian hadis dan ayat Alquran, pendapat ulama, serta pendapat empat imam mazhab untuk sebuah kasus atau masalah yang ada dalam kehidupan umat Islam.
UAS juga sering menyerukan ukhuwah Islamiyah, serta pentingnya umat Islam berpartisipasi dalam politik dan tidak golput agar kehidupan umat bisa berubah lebih baik. UAS mengajak umat Islam untuk beribadah yang benar, mengajak orangtua mengarahkan anaknya sesuai ajaran Islam, mengajak anak muda menjauhi zina, narkoba, dan hal yang merusak lainnya. UAS juga mengajak umat untuk ringan berinfak. Hal demikian menyebabkan waktu 60 menit terasa sebentar bagi yang mendengarkan ceramah UAS.
UAS berdakwah tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Di dunia nyata ceramahnya selalu didatangi banyak orang yang antusias ingin mendapatkan pencerahan agama. Sedangkan di dunia maya, akun media sosialnya pun memiliki banyak pengikut/penggemar. Akun instagramnya memiliki 7,2 juta pengikut. Sedangkan akun Facebooknya memiliki 1,2 juta fans. Sementara saluran Youtube tempat publikasi video ceramah UAS sudah memiliki jumlah subscriber sebanyak 900 ribuan. Selain itu UAS juga tampil di stasiun televisi. UAS berdakwah ke berbagai wilayah di Indonesia, juga mancanegara.
Kita harus banyak bersyukur karena pada saat ini masih banyak dai atau mubaligh yang menyampaikan ajaran Islam kepada umat di berbagai tempat dan media. Semoga hidup kita menjadi semakin terarah dengan adanya para dai dan mubaligh yang mengajak kita untuk meniti jalan yang sudah dirintis oleh Rasulullah Saw. Amin. ***
Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Singgalang, 30 Januari 2019