Saat ini kita di Sumbar sedang menghadapi pertambahan jumlah pasien positif covid yang lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya. Dua minggu terakhir jumlah pertambahannya tidak kurang dari 30 orang per hari. Padahal sebelumya di bawah 10 orang per hari. Dan tidak hanya di Sumbar, di berbagai daerah lain pun terjadi hal yang sama. Provinsi tetangga Sumbar maupun DKI Jakarta juga bertambah. Sebagai contoh, pada 26 Agustus 2020 terjadi pertambahan 141 orang positif covid di Riau berdasarkan data dari Laboratorium RSUD Arifin Achmad Prov. Riau.
Melihat hal demikian, kami kembali melakukan pengetatan perbatasan. Sejak Maret kami sudah melakukan penjagaan di perbatasan darat. Namun saat ini kami memutuskan untuk memperketat perbatasan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan mengacu kepada protokol kesehatan. Salah satu perbatasan yang akan diperketat adalah perbatasan dengan Riau dan Sumut.
Sedangkan di bandara (BIM) kami akan memperbanyak informasi tentang pelaksanaan tes usap (swab) PCR gratis kepada penumpang pesawat. Sehingga penumpang yang datang bisa mengikuti tes usap secara massif. Tes usap gratis di BIM tidak hanya untuk penumpang pesawat, bagi masyarakat yang ingin melakukan tes usap gratis, insya Allah akan dilayani juga.
Berdasarkan pernyataan juru bicara satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, saat ini DKI Jakarta masuk kategori zona merah. Maka kami mewaspadai orang yang datang dari DKI, baik ASN maupun elemen masyarakat lainnya.
ASN dan polisi adalah salah satu sumber pertambahan pasien positif covid di Sumbar, ini hasil dari tracing yang aktif. Juga dari tenaga kesehatan ada penambahan positif tiap harinya. Untuk atasi penambahan positif di Nakes, Gubernur bersama dinkes kota kabupaten dan RS se Sumbar rapat dan mendengarkan dari beberapa narasumber, yang menekankan disiplin menerapkan Protokol kesehatan di lingkungan RS dan antara Nakes.
ASN dan masyarakat yang bepergian ke luar Sumbar (termasuk ke zona merah seperti DKI) ketika balik ke Sumbar ada yang membawa virus tanpa disadari. Jika melakukan tes usap dan positif, maka bisa langsung ditangani. Namun jika ada yang tidak melakukan tes, berpotensi menularkan ke orang lain. Melihat hal demikian, kami akan memberlakukan bagi ASN agar kerja dari rumah (work from home, WFH) secara selektif di OPD yang ASN-nya banyak yang positif covid.
Dalam menghadapi situasi terjadinya lonjakan kenaikan pasien positif covid, maka cara yang sudah terbukti ampuh untuk saat ini adalah mengikuti protokol kesehatan. Yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, menjaga kesehatan dan kebersihan. Insya Allah dengan mematuhi protokol kesehatan kita akan lebih terlindungi.
Saya juga selalu berupaya untuk mematuhi protokol kesehatan agar bisa kerja maksimal. Sejak ditemukannya pasien positif covid di Sumbar bulan Maret lalu, dan sudah melaksanakan tes usap sedikitnya 16 kali, alhamdulillah hasil tes saya menunjukkan keterangan negatif. Padahal sopir saya sudah ada yang positif. Demikian juga Wagub Nasrul Abit yang juga sudah belasan kali melaksanakan tes usap, alhamdulillah hasilnya negatif. Padahal ajudan wagub sudah ada yang positif.
Kami berupaya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Karena dengan hal demikian bisa melindungi kami dari serangan covid. Dan kami terus bekerja maksimal mengurusi masalah covid ini, di samping tugas-tugas lainnya. Berbagai rapat-rapat dalam rangka penanganan covid dan juga tinjauan lapangan telah kami lakukan. Alhamdulillah, kami sejauh ini dalam keadaan baik. Apa yang saya sampaikan ini, bukan untuk berbangga diri atau menyombongkan diri. Tetapi untuk mencontohkan bahwa kerja maksimal insya Allah bisa dilakukan jika mematuhi protokol kesehatan.
Saya selalu berusaha ketika bertemu orang untuk memakai masker dan menjaga jarak. Dan memakai masker ketika berbicara dengan orang lain. Karena yang berbahaya adalah jika berbicara tidak memakai masker, sedangkan ketika sendiri memakai masker. Masker dipakai untuk mencegah mulut kita mengeluarkan droplet sekaligus mencegah datangnya droplet ke wajah atau mulut kita.
Memakai masker dengan benar ibarat memakai helm dengan benar. Memakai masker ketika berbicara dengan orang, berada di suatu acara atau ruang kerja adalah ibarat memakai helm ketika motor berjalan. Sedangkan bertemu orang dalam jarak dekat dan juga berbicara tanpa memakai masker atau masker diturunkan ke dagu, ibarat melepaskan helm ketika motor jalan. Dan ketika memakai masker tanpa ada orang di sekitar ibarat memakai helm di saat motor berhenti.
Maka di saat ini, di tengah terjadi lonjakan pertambahan pasien positif covid, yang harus kita lakukan adalah patuhi protokol kesehatan. Dengan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan, insya Allah akan mencegah masuknya virus ke dalam badan.
Meskipun saat ini di Sumbar terjadi lonjakan pertambahan pasien positif covid dalam dua minggu terakhir, bukan berarti hanya Sumbar saja yang melonjak, dan daerah lain tidak bertambah. Di seluruh Indonesia terjadi lonjakan pertambahan pasien positif covid. Posisi Sumbar sebulan terakhir (sebelum terjadi lonjakan) dan dua minggu terakhir (ketika terjadi lonjakan) tetap berada di urutan ke-19 secara nasional.
Kami terus mengupayakan langkah-langkah untuk mengendalikan pertambahan jumlah pasien positif covid. Dan untuk itu, kami mengharapkan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Mari kita ikuti protokol kesehatan agar kita bisa tetap produktif. Jika kita bisa melakukan hal ini dengan baik, insya Allah akan ada pertolongan dariNya. Allah Swt akan menolong kita jika kita mau mengubah kebiasaan dan perilaku kita, yaitu dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, menjaga kebersihan dan kesehatan). ***
Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Harian Padang Ekspres 2 September 2020