PADANG-Kalau tak lagi berkuasa, seorang pejabat biasanya ditinggalkan. Yang dekat mengambil jarak, yang berjarak menjauh, yang menjauh mulai menghilang. Tidak dengan Irwan Prayitno. Tak lagi menjadi Gubernur Sumbar, orang-orang yang bertamu kepadanya tak bekurang. Tiap sebentar orang datang. Mereka di antaranya karena memang ada suatu keperluan, tapi banyak juga yang sekadar bertegur sapa, memanfaatkan kesempatan emas untuk berjumpa. Maklum, ketika masih menjadi gubernur, dengan kegiatan yang sangat padat, tak gampang bisa berjumpa dengan Irwan.
Kemarin, pagi menjelang siang, Irwan kedatangan tamu dari lain benua. Ia dikunjungi tokoh Minang asal Pariaman yang berdomisili di Washington, Amerika Serikat. Dalam suasana cair, mereka berbincang-bincang tentang bagaimana memaksimal peran perantau membantu anak-kemenakan di Ranah Minang. Ini bukan tamu satu-satunya Irwan pada Kamis (20/8). Masih banyak yang lain. Irwan tak kan berhenti berjumpa dengan banyak orang hingga malam menjelang.
Sehari sebelumnya, Rabu (19/8), Irwan bertemu dengan pedagang pasar di kediamannya di Kuranji. Sebelumnya, ia bersilaturrahmi dengan panitia seribu sapu lidi yang mengadakan gerakan kebersihan di Pantai Padang. Dua hari setelah melepaskan jabatan gubernur, Irwan berkunjung ke Komplek Perguruan Islam Adzkia yang didirikannya di Taratak Paneh. Di sana, ia seperti kembali ke habitat aslinya sebagai pendidik.
Di Komplek Perguruan Islam Adzkia, Irwan sempat shalat Zuhur berjamaah. Uniknya, usai shalat, ia diserbu ratusan siswa yang hendak bersalaman. Irwan dengan senang hati membalas setiap jabatan tangan anak-anak itu. Giliran anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar hendak bersalaman, mereka tak hanya menjulurkan tangan, tapi juga menyodorkan buku catatan dan pena. Ya, mereka minta tanda tangan.
Lama Irwan melayani permintaan tanda tangan. Pengajar di Adzkia mencoba melerai anak-anak yang hendak meminta tanda tangan, karena pada waktu bersamaan Irwan ditunggu oleh sejumlah tamu, seperti perwakilan guru daerah terpencil dan pemuda Lubuk Begalung yang hendak mempersiapkan kegiatan perayaan 17 Agustusan. Ketika sedang berbincang-bincang santai dengan para tamunya di dangau yang ada di Komplek Perguruan Islam Adzkia, sejumlah anak terus menantinya dengan buku catatan dan pena. Melihat gelagat anak-anak itu yang terus mencuri padang, Irwan memanggil agar mendekat. Buku catatan disodorkan, tanda tangan pun dibubuhi. Dengan berkelakar, Irwan bertanya kepada anak-anak itu. “Ini tanda tangannya untuk apa sih?”
Dengan percaya diri, seorang anak menjawab: “Buat kenang-kenangan…” Rupa-rupanya, anak-anak itu tetaplah mengenal Irwan sebagai gubernur. Kesempatan langka bertemu dengan gubernur tak ingin mereka sia-siakan.
Anak-anak tetap mengenal Irwan, walaupun tak lagi menjadi gubernur. Hal itu karena kedekatan. Kedekatan itu karena pribadi Irwan yang selalu menjaga silaturrahmi. Ketika ditanya tentang apa saja kegiatannya setelah tak lagi menjadi gubernur, Irwan menjawab: “Bertemu dengan tokoh-tokoh, terima tamu, bertemu dengan masyarakat, lebih banyak silaturrahmi,” ujar Irwan.
Ketika masih menjadi gubernur, Irwan sangat menjaga silaturrahmi. Baru saja dilantik, ia langsung mengunjungi sejumlah mantan gubernur Sumbar. Irwan menjenguk almarhum mantan gubernur Zainal Bakar yang ketika itu sedang terbaring sakit. Mantan gubernur Sumbar yang berdomisili di Pulau Jawa juga dikunjungi. Irwan juga rutin bersilaturrahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat Minang, baik di kampung halaman maupun di rantau. Yang tak terlewatkannya adalah bersilaturrahmi dengan masyarakat Sumbar. Hampir seluruh nagari-nagari terpencil di daerah ini dikunjungi Irwan. Soal bersiltarrahmi dengan masyarakat ini, Irwan berprinsip tak ingin mengecewakan.
Sederhana saja bagi masyarakat untuk mengundang Irwan. Cukup SMS saja, ia akan datang. Tak mengherankan, setiap hari itu Irwan memiliki seambrek kegiatan bertemu dengan masyarakat. “Dari satu tempat, terus ke tempat lain. Saya bukan orang yang tergesa-gesa, tapi memang banyak yang mesti dikunjungi. Saya selalu ingin datang lebih cepat agar masyarakat tak lama-lama menunggu,” ungkap Irwan yang tak ingin mengecewakan masyarakat yang telah mengundangnya.
Silaturrahim itu memperpanjang umur, memperluas rezki, meningkatkan iman. Tak mengherankan, ketika dipersandingkan dengan Nasrul Abit dalam Pilgub mendatang, Irwan langsung menyusun agenda kegiatan bersama, agenda utamanya yaitu bersilaturrahmi. Irwan menapik, agenda silaturrahmi itu hanya untuk berbasa-basi, apalagi ada maksud lain. “Saya bersama Pak Nasrul Abit sudah menyusun agenda silaturrahmi. Tapi, tak ada soal dukung-mendukung,” tegas Irwan. 007
Singgalang, 21 Agustus 2015