«

»

Kita Harus Bangga Memakai Tenun, Songket dan Sulam Sumatera Barat

29 Desember 2012

Lebih lanjut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, sebagai industri yang berbudaya lokal dan padat karya, industri tenun songket tumbuh berkembang di beberapa kabupaten kota.

Padang – Kita patut berbangga hati dengan perkembangan industri tenun Sumatera Barat, terutama tenun songket yang sudah mendunia. Songket merupakan industri yang berbasis pada budaya Minangkabau dengan nuansa Islami yang kental, unik dan spesifik. 

Ini disampaikan Gubernur Irwan Prayitno dalam acara pembukaan peluncuran Buku “Mengenal Tenun Songket, Ratu Kain Sumatera Barat“ dan Lomba Disain Busana Muslim Berbasis Sulam Tahun 2012, di Padang (28/12). Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Dekranasda Ny. Hj. Nevi Irwan Prayitno, Kadis Perindag Drs. Afriandi Laudin, Ketua Dekranasda Pemkab/ko se-Sumatera Barat, dan pengurus Dekranasda Provinsi Sumatera Barat. 

Lebih lanjut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, sebagai industri yang berbudaya lokal dan padat karya, industri tenun songket tumbuh berkembang di beberapa kabupaten kota, seperti di Sawahlunto, Sijunjung, Limapuluh Kota, Tanah Datar dan beberapa daerah lainnya.

Oleh karena itu kita berharap, dalam rangka menumbuhkembangkan industri ini, Bupati, Walikota hendaknya menerapkan kebijakan setiap hari Kamis kepada pegawai wajib memakai pakaian daerah dengan motif dan corak khas masing-masing. Hal ini tentu akan memberikan dampak dalam kegairahan produktifitas masyarakat akan kerajinan kain di daerah masing-masing.

Setiap kita menyadari kegiatan industri tenun dan songket ini, akan mampu nantinya menumbuhkan ekonomi karakyatan yang juga mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat itu sendiri. Selain itu untuk menumbuhkan kerajinan tersebut, perlu juga promosi yang banyak, jika perlu manfaatkan bilboard yang ada di ibukota Jakarta sebagai pusat promosi yang baik, ujarnya.  

Irwan Prayitno juga menyampaikan apresiasi terhadap tim penulis buku ”Mengenal Tenun Songket, Ratu Kain Sumatera Barat” dan Lomba Disain Busana Muslimah, karena ini secara tidak langsung akan memberikan dampak baik, bagi orang lain untuk mengenal industri tenun dan songket di Sumater Barat.

Sementera untuk Lomba Disain Busana Muslimah Berbasis Sulam ini juga merupakan motivasi agar, berkembangnya ide-ide yang kreatif terhadap motif dasar tenun dan songket serta sulam di daerah ini, himbaunya.

Ketua Dekranasda Ny. Nevi Irwan Prayitno sebagai ketua pelaksana menyampaikan,  Dekranasda Sumbar akan terus berkarya dengan menggali, melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa. Kita saat ini patut bangga dengan anugerah Rekor Muri Sulaman terpanjang tahun 2012 yang diserahkan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Jakarta beberapa bulan lalu.

Hal ini membuktikan kepada dunia luar, bahwa kriya sulam Sumbar telah diakui oleh berbagai pihak, baik disain, seni pembuatan sulam maupun kualitas sulam itu sendiri. Saat ini kualitas sulam dan songket Sumatera Barat, merupakan yang terbaik di Indonesia dari segi kerapatan benang dan perwarnaan yang baik.

Ke depan kita akan terus kembangkan disain, corak motif, tenun, songket dan sulam yang tetap berbasiskan filosofi ABS-SBK. Kita tidak akan melakukan pengubahan pola yang bertentangan dengan filosofi tersebut, ajaknya.  

Nevi juga menyampaikan kondisi pasar dan menjual produksi tenun dan songket serta sulam Sumatera Barat harga sangat mahal, oleh karena itu perlu juga dilakukan industrialisasi dengan mempergunakan teknologi modern. Hal ini tidak akan mengurangi nilai industri tradisional, namun indutrialisasi akan memberikan harga murah yang bisa dijangkau oleh masyarakat umum.  

Keaslian dan industri produk lama kita lestarikan secara baik, industrialisasi dilakukan hanya pada motif-motif untuk pengenalan kepada bangsa lain agar lebih murah dan bersaing di lapangan, katanya.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Irwan Prayitno melakukan penandatangan peluncuran buku. Sementara hasil Lomba Disain Busana Muslimah tahun 2012, juara I dari Kab. Solok, Juara II Kab. Dhamasraya, Juara III Kota Pariaman, Juara Harapan I Kab. Pasaman Barat, Juara Harapan II Kab. Sijunjung dan Juara Harapan III dari Bukittinggi. [humasprov]