Bagaimana bila stadion sekaliber Camp Nou, Catalan, Spanyol, Old Trafford, Manchester, Inggris, atau Santiago Bernabéu, Madrid, Spanyol, berdiri di Ranah Minang ini. Jelas membuat opini publik daerah ini terbelah, ada yang mencibir, geleng-geleng kepala, atau malah menyebut pencentus ide kurang waras.
Namun tak begitu bagi seorang Irwan Prayitno, Gubernur Sumbar. Pria yang memiliki perhatian serius dalam pengembangan olahraga di Sumbar ini, jauh-jauh hari juga mengidamkan berdirinya stadion megah berkapasitas besar berdiri di daerah ini.
Kendati sudah tercetus di awal-awal dirinya dilantik tepatnya 15 Agustus 2010 lalu, namun Irwan harus memendam mimpi besarnya tersebut. Irwan tahu benar, bukanlah saatnya merealisasi keinginan waktu itu. Apalagi kalau bukan, saat itu Sumbar masih berduka pasca-dihoyak gempa 30 September 2009 lalu.
Lindu itu bukan hanya merobohkan ribuan rumah rakyat, namun fasilitas publik seperti kantor pemerintahan dan lainnya, tak terkecuali kantor Gubernur Sumbar sendiri. Bisa saja saat itu dirinya ngotot mengapungkan gagasan besar itu, namun Irwan tak ingin membuat hati rakyat terluka.
Terlebih lagi, persoalannya juga tak semudah dibayangkan. Waktu itu, alokasi APBD Sumbar banyak tersedot pada proyek multiyears (tahun jamak, red) dari gubernur terdahulu. Mau tak mau, Irwan pun harus bersabar sampai masa berlakunya proyek multiyears tuntas.
“Bisa saja saya memaksakan pembangunan stadion megah berstandar internasional itu dibangun di awal-awal pemerintahan. Namun, hati kecil saya terenyuh menyaksikan masih banyak fasilitas publik yang perlu dibangun. Jadinya, ide besar itu saya pendam dulu sampai momennya pas,†ujar putra Kuranji Padang itu.
Nah, Kamis (6/8) momen bersejarah di dunia olahraga Sumbar mulai memperlihatkan titik terang. Ya, hari inilah impian masyarakat Sumbar memiliki megah dan berstandar internasional dimulai. Ini seiring dilakukannya ground breaking (peletakan batu pertama, red) pembangunan stadion yang diimpi-impikan tersebut.
Ya, stadion utama Sumbar berlokasi di Sikabu, Kabupaten Padangpariaman, bakal berdiri di atas tanah seluas 38,5 hektare dari 50 hektare yang ditargetkan. Segala hal teknis menyangkut pembangunan, menurut bapak 10 anak ini, sudah tidak ada masalah lagi. Soalnya, sudah ditentukan pemenang tendernya.
Seiring berdirinya stadion ini nantinya, kian melapangkan jalan menjadikan Sumbar menjadi tuan rumah pekan olahraga nasional (PON) 2024 mendatang. Untuk persoalan ini, pemerintah sudah menyiapkannya sejak tahun 2013 lalu. Bahkan Irwan pun sudah meneken MoU dengan bupati/wali kota se-Sumbar guna mempersiapkan venue-nya nantinya. “Stadion Sikabu, jadi stadion utama nantinya,†jelas Irwan.
Sekadar diketahui, pria satu ini tak asing lagi dengan dunia olahraga. Irwan termasuk kepala daerah yang rutin menggeluti dunia olahraga, sebut saja karate, trabas, badminton, dan lainnya. Semua itu dilakukannya bukan hanya sekadar menjalankan hobi, namun Irwan melihat bila olahraga Sumbar maju, pastilah bakal mengangkat harga diri dan kebanggaan Sumbar di pentas nasional maupun internasional.
Khusus karate, siapa pun kudu berhati-hati. Dia bukanlah orang “kemarin sore†dalam bela diri ini. Irwan tercatat memegang DAN IV. Biasanya, seseorang pemegang DAN IV ini boleh dibilang sudah “putuih kajiâ€.
Khusus trabas, Irwan sudah menunjukkan kehebatannya. Saking maniaknya, Irwan membuat race semipermanen di halaman belakang Gubernuran. Yongki Salmeno, salah seorang sahabat dekatnya, mengakui kemahiran Irwan menunggangi kuda besi itu. “Jatuh dari motor sudah biasa ketika trabas,†terang Yongki.
Lalu bagaimana dengan badminton, tak sepenuhnya terencana. Bila ada waktu lowong selepas menunaikan pekerjaan selaku kepala pemerintahan, Irwan biasanya menggunakan pesan singkat atau BlackBerry Messenger (BBM) janjian bermain badminton.
“Seperti inilah, selepas pekerjaan selesai kita saling ber-SMS dan BBM-an janjian main badminton. Ya, sekadar mengeluarkan peluh,†kata pria bergelar Datuk Rajo Bandaro Basa itu.
Selama melakoni badminton, Irwan mengaku jarang kalah. “Saya tak tahu juga, bila bermain ganda, bisanya salah satu lawan kurang hebat. Jadi, jarang pulalah saya kalah. Atau paling kurang rubber set,†kata Irwan.
Padang Ekspres, 11 Agustus 2015