«

»

Berkarya Lahirkan 500 Artikel dan 34 Buku

7 Agustus 2015

Berangkat dari hobinya yang suka menulis sejak SMA, Irwan Prayitno mampu menghasilkan sekitar 500 lebih karya artikel. Hampir seluruh karya artikelnya telah dimuat di berbagai media cetak. Tidak hanya artikel, Irwan Prayitno juga telah menghasilkan karya 34 buku. Seperti apa Irwan Prayitno menggeluti hobinya yang satu ini?

SWARI ARFAN—Padang

POSMETRO menyambangi Rumah Dinas Irwan Prayitno di Jalan Sudirman, Kamis (6/8) pukul 13.00 WIB. Kedatangan POSMETRO untuk mengungkap sisi lain kehidupan Irwan Prayitno sebagai seorang penulis.

Di dalam rumah dinas tersebut, terlihat Irwan Prayitno dengan berpakaian safari hitam sedang duduk di kursi belakang meja kerjanya. Mengetahui kehadiran POSMETRO, Irwan Prayitno mempersilahkan duduk di kursi tamu depan mejanya. “Sebentar ya. Saya lagi baca artikel,” ucap Irwan Prayitno.

Sekitar 10 menit Irwan Prayitno terlihat serius membaca beberapa lembar kertas di tangannya. Sesekali keningnya mengernyit. “Sudah oke” ungkap Irwan Prayitno spontan. POSMETRO mencoba mengintip judul besar di bagian atas tulisan yang di ketik di atas kertas itu. Terlihat kalimat berjudul “Karakter dan Model Investasi di Sumbar” .

Penulis bertanya “Artikel siapa itu Pak? Irwan Prayitno sambil tersenyum menjawab “Ini artikel saya. Rencananya saya mau kirim ke media cetak di Sumbar untuk dimuat,” terang Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno mengatakan, artikel tersebut baru saja dibuatnya setengah jam lalu. Menurutnya, artikel tersebut sangat penting disampaikan ke masyarakat luas, melalui media, karena merupakan gambaran secara utuh dunia investasi di Sumbar dari hasil pengamatannya selama ini. Diakuinya, selama menjabat sebagai Gubernur Sumbar, dalam satu bulan dirinya berhasil melahirkan dua hingga tiga karya artikel.

Sulit bagi POSMETRO untuk mengerti. Di tengah kesibukannya sebagai kepala daerah, Irwan Prayitno mampu menyelesaikan sebuah artikel dengan membutuhkan waktu hanya setengah jam. Irwan Prayitno mengatakan, walau pun sedang banyak menghadiri kegiatan, di sela-sela kegiatan dirinya menyempatkan mengetik artikel melalui handphone miliknya. “Kadang ketika di sela-sela acara itu, muncul sebuah ide pemikiran. Saya tuangkan saja ide itu dengan mengetik di handphone saya,” terangnya.

Setelah ketikan selesai, Irwan Prayitno meminta sekretaris pribadinya untuk menuangkan ketikan ke atas kertas. “Ya, hasilnya seperti kertas artikel ini. Saya baca lagi, saya edit. Kemudian saya minta anggota saya mengirim ke media,” ungkapnya.

Diungkapkan Irwan Prayitno, kebiasaannya menulis sudah dilakoninya sejak duduk di bangku SMA 3 Padang. Waktu masih SMA, dirinya sering menulis apapun tentang kehidupan yang dijalaninya sehari-hari. Termasuk hal-hal baru yang ditemukannya. “Seperti saat saya pulang jalan-jalan waktu SMA, saya tulis apa saja pengalaman saya waktu jalan-jalan. Kadang-kadang karya tulisan yang dibuat saya tempel di majalah dinding sekolah,” terang Irwan Prayitno.

Kebiasaan tersebut, menurutnya berlanjut hingga sekarang. Tidak hanya menulis artikel, dirinya juga membuat berbagai karya buku. Irwan Prayitno mengakui, ada kepuasan bathin yang dirasakannya setelah menulis. Kepuasan bathin tersebut memunculkan sebuah perasaan bahagia dalam dirinya. “Bathin saya puas setelah menulis. Ada kebahagiaan yang muncul dalam diri, ketika melihat hasil karya saya,” terang Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno mengungkapkan, dirinya pertama kali menulis buku, saat menyelesaikan kuliah S-1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1982-1988). Buku karya pertamanya berjudul “Anakku, Penyejuk Hatiku”. Buku tersebut memuat tentang ilmu bagaimana mendidik anak dari perspektif ilmu psikologi. Ide lahirnya buku itu berangkat dari pengalaman Irwan Prayitno yang sudah memiliki anak.

Selain itu, juga memuat tentang bagaimana pendidikan anak di PAUD. Buku karya pertamanya tersebut, setebal 700 halaman. Irwan Prayitno tidak menyangka, buku karya pertamanya yang dicetak tahun 1990 tersebut, laris manis. Bahkan, sudah lima kali cetakan, sudah habis terjual.

Selain buku berjudul Anakku, Penyejuk Hatiku, ada beberapa judul buku psikologi anak lainnya yang ditulis Irwan Prayitno, yakni buku berjudul “ Ajaklah Anak Bicara”, “ Ketika Anak Marah”, ” 24 Jam Bersama Anak”, “Membangun Potensi Anak” dan “Tips Bergaul dengan Anak”. Tidak hanya menulis buku tentang psikologi anak, Irwan Prayitno juga menulis beberapa buku tentang pendidikan Islam, pendidikan masyarakat dan management SDM.

Ada yang beda dari penulisan buku Irwan Prayitno dibandingkan tokoh-tokoh penulis lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada gaya bahasanya yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan mengandung nilai-nilai normatif. Irwan Prayitno mengungkapkan, dalam menulis buku, tidak pernah menggunakan bahasa mengkritik dan menyinggung perasaan orang lain. Namun, lebih kepada kritik kepada kondisi lingkungan yang dialaminya dengan bahasa yang santun.

Selain itu, bahasa yang digunakan lebih aplikatif, membumi dan tidak teoritis. Hal ini dikarenakan tulisannya lebih berdasarkan pada realita sebenarnya yang dilihat, dirasakan dan dialami oleh Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno mengungkapkan, dirinya menulis buku, sesuai dengan apa saja kegiatan dan lingkungan yang dihadapinya. Dia mencontohkan, saat dirinya melaksanakan kegiatan sosial dan dakwah, maka dirinya membuat buku tentang dakwah dan pendidikan Islam. Saat dirinya sedang mengikuti pendidikan untuk meraih gelar doctor bidang SDM, maka dirinya membuat buku tentang SDM. Begitu juga ketika dirinya mulai memasuki dunia politik, maka dirinya akan membuat buku tentang politik.

Namun, diakui Irwan Prayitno, selama dirinya menjabat sebagai Gubernur Sumbar, belum satupun karya buku yang dilahirkannya. Kondisi ini terjadi karena dirinya cukup sibuk dengan pekerjaan melaksanakan program dan kegiatan pembangunan Sumbar. Irwan Prayitno berniat suatu saat nanti akan membuat sebuah buku tentang pengalamannya menjadi Gubernur Sumbar. “Mungkin nanti. Saya akan menulis buku tentang pengalaman saya menjadi Gubernur Sumbar,” harapnya. (*)

Posmetro Padang, 7 Agustus 2015