Tidak dipungkiri, banyak kegiatan yang menghadirkan kepala daerah atau pejabat pemerintahan sering molor. Ini terjadi karena kurang disiplin waktu orang-orang penting yang diberikan kesempatan memberikan sambutan dan membuka acara. Bagi undangan yang hadir, kondisi tersebut menjengkelkan. Waktu terbuang, karena jadwal ditunda demi menunggu satu orang yang terlambat. Namun, bagi seorang Irwan Prayitno sangat menyadari arti pentingnya disiplin waktu.
SWARI ARFAN—Padang
Selama menjadi Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno sangat jarang datang terlambat menghadiri berbagai kegiatan. Mulai dari kegiatan rapat, menghadiri kegiatan peresmian, berkunjung ke tengah masyarakat maupun undangan dari berbagai elemen masyarakat.
Selain cepat datang, Irwan Prayitno pun paling cepat meninggalkan kegiatan. Ini dilakukannya karena dirinya ingin memenuhi seluruh jadwal agendanya dalam satu hari tepat waktu. Dirinya tidak ingin membuat undangan yang hadir resah dan gelisah hanya demi menunggu dirinya seorang.
“Lebih baik datang duluan daripada terlambat. Jangan sampai masyarakat kecewa, prinsip itu yang selalu saya jaga,†tegas pria berkacamata itu, kepada POSMETRO, Jumat (21/8).
Bahkan karena gerak cepatnya datang dan pergi dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, dari daerah satu ke daerah lain, membuat banyak SKPD di lingkungan Pemprov Sumbar yang ikut kegiatan dan wartawan yang ingin meliput, kewalahan dan tidak sanggup mengiringi gerak langkahnya.
Hal tersebut diakui Mul, salah seorang wartawan media cetak yang mangkal di Kantor Gubernur Sumbar. “Tidak sanggup saya mengiringi kegiatannya. Banyak sekali. Gerakannya sangat cepat pergi dari satu kegiatan ke kegiatan lain. Kita yang rutin bekerja bertarung dengan waktu, justru sering kalah mengikuti langkah Irwan Prayitno,†terang pria yang cukup energik ini.
Kecemasan Irwan Prayitno datang terlambat bertemu masyarakat dalam berbagai kegiatan, membuat dirinya sering meminta mobil yang membawanya dengan pengawalan mobil polisi harus injak gas kencang-kencang.
Bahkan ada sejumlah kepala SKPD yang berusaha mengelak ikut iring-iringan kendaraan gubernur jika melakukan kunjungan ke daerah. Ada juga yang minta keluar dari rombongan dan minta izin berpisah di tengah perjalanan. Tidak semua SKPD siap nyali mengikuti rombongan gubernur yang nyaris selalu melaju dengan kecepatan tinggi.
Karakter Irwan Prayitno memang seperti itu. Ingin serba cepat. Segala sesuatu dilakukan secara serius dan cepat. Jika ada masalah, maka akan diselesaikan dengan cepat saat itu juga, tanpa menunda-nunda. “Jika tidak langsung diselesaikan saat itu juga, nanti akan datang lagi kegiatan baru dan seterusnya. Akhirnya menumpuk dan seluruh jadwal berantakan,†ungkap Pendiri Yayasan Pendidikan Adzkia itu.
Alasan kedua, rata-rata ada banyak acara yang harus dihadiri pada hari yang sama, sehari bisa tujuh sampai 10 acara. Tak jarang lokasi acara tersebut saling berjauhan. Misalnya yang satu di Bukittinggi, satunya lagi di Kabupaten Tanahdatar atau bahkan di Kabupaten Dharmasraya. Waktunya juga sangat berdekatan, sehingga harus berburu waktu.
Karena prinsip tepat waktu dan disiplin yang yang dipegang teguhnya, boleh dikata, selama menjadi Gubernur Sumbar, tak ada lagi pelosok Sumbar yang belum dikunjungi Irwan Prayitno. Sebut saja daerah-daerah jauh seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman, Dharmasraya, Sijunjung atau Solok Selatan. Jika tak bisa dikunjungi dengan kendaraan roda empat, maka daerah itu ia kunjungi menggunakan sepeda motor trail. (*)
Posmetro Padang, 22 Agustus 2015