«

»

Tidur Pukul 24.00, Bangun 04.00

5 Agustus 2015

Seusai dilantik menjadi gubernur Sumbar pada 15 Agustus 2010 lalu, Irwan Prayitno pun langsung berkomitmen “mewakafkan” dirinya untuk kepentingan masyarakat Sumbar. Baginya amanah menjadi pemimpin bukanlah sebuah kegembiraan. Namun, menjadi tanggung jawab yang harus dipikul dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, serta kepada Allah SWT.

Tak sekadar berkomitmen, Irwan mewujudkannya dalam perbuatan. Salah satu yang sudah dibiasakannya dan juga sudah menjadi semacam standar operasional prosedur (SOP) baginya, yakni tidur pukul 24.00 dan bangun pukul 04.00. Di luar jam itu, energi putra Kuranji Padang ini seakan tak habis-habisnya.
Ritme kerja Irwan seakan seperti bola yang bergulir, terus bergerak makin lama makin cepat. Beliau terus menjaga gerakan itu terus makin cepat dan makin cepat, tak boleh berhenti. Sesuai teori kelembaman, jika benda bergerak berhenti, maka dia akan sulit untuk mulai bergerak lagi.

“Bagi saya, tidur sekitar empat jam sehari, sudah terasa cukup. Alhamdulillah, itu berjalan sampai sekarang,” sebut Irwan ketika dihubungi Padang Ekspres, kemarin (4/8). Baginya, tidur tak perlu lama-lama. Asal pulas dan nyenyak, sudah cukup baginya.
Selepas itu, dia pun kembali menjalankan aktivitas yang padat.

Sebetulnya, bukanlah sekarang saja Irwan menjalankan kebiasaan satu ini. Namun, jauh sebelum dia menjadi gubernur, kebiasaan ini sudah dijalaninya. Terlebih lagi, setelah dia memutuskan menikahi Nevi Zuairina pada usia 22 tahun pada 1985. Waktu itu, dia baru semester V di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, sedangkan Nevi juga mahasiswa UI semester III.

Sejak saat itu, pria kelahiran 20 Desember 1963 itu, berazam dengan ibundanya hidup mandiri setelah nikah. Selain atas pertimbangan adanya tanggung jawab terhadap keluarga baru dan keluarga besarnya, dia juga ingin beribadah untuk meraih surga. Tepatnya, menuju hidup sukses paripurna, sukses dunia dan akhirat.

Mulai sejak itu, Irwan bersama istrinya harus pandai-pandai membagi waktu antara kuliah, mencari nafkah, serta terpenting berdakwah, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyaratan. Mulai sejak itulah Irwan sudah terbiasa tidur larut malam sekitar pukul 00.00 dan bangun pukul 04.00. Setelah menjadi gubernur, kebiasaannya tidak berubah sampai sekarang.

Yongki Salmeno yang juga teman karibnya, melihat sendiri bagaimana jam tidur alumni SMAN 3 Padang ini. “Sebelum pukul 00.00, kalau masih ada pekerjaan, pastilah diselesaikan. Baginya, tak ada surat yang “menginap” semalam untuk ditandatangani. Begitu pula rapat atau pertemuan lainnya. Bila masih ada waktu, semalam-malam hari tetap dilaksanakan,” sebut Yongki.

Setiap ada hambatan yang tak mampu beliau selesaikan, menurut Yongki, pastilah beliau akan menyerahkannya pada Tuhan. Tuhan akan memberikan jalan-jalan keluar (subula) bagi orang yang bertakwa. “Beliau sangat yakin itu dan telah banyak buktinya,” aku Yongki yang sering mengikuti aktivitas Irwan.

Surat Wal Ashr dan Asy Syarh juga menginspirasi beliau tentang cara memanfaatkan waktu dan cara bekerja. Jika engkau telah selesai mengerjakan sesuatu, maka tetaplah bekerja untuk urusan yang lain. “Selagi bisa diselesaikan hari ini, kenapa harus ditunda sampai besok,” sebut Irwan perihal komitmennya menjaga waktu.
Seiring banyaknya waktu beraktivitas beliau, mulai pukul 04.00 sampai 00.00 (20 jam, red), membuat Irwan leluasa menjalankan kegiatannya. Rata-rata sehari bisa 7 sampai 10 acara yang diikutinya. Tak jarang lokasi acara tersebut saling berjauhan, yang satu di Bukittinggi, satunya lagi di Batusangkar atau bahkan di Dharmasraya, atau waktunya sangat berdekatan, sehingga harus berburu waktu. Soal ini, dia berprinsip lebih baik datang duluan daripada terlambat. Jangan sampai masyarakat kecewa, prinsip itu yang selalu ia jaga.

Boleh dikata, tak ada lagi pelosok Sumbar yang belum dikunjungi Irwan. Sebut saja daerah-daerah terisolir seperti Mentawai, Pasaman, Dharmasraya, Sijunjung atau Solok Selatan. Jika tak bisa dikunjungi dengan kendaraan roda empat, maka daerah itu ia kunjungi menggunakan sepeda motor trail.

Lantas bagaimana Irwan menjaga kondisi fisiknya? Nah untuk satu ini, Irwan punya trik sendiri. Pertama, dia biasanya makan/sarapan teratur, baik pagi, siang dan malam. Bila tak puasa, setiap berkunjung ke daerah, pastilah dia berhenti untuk makan bila waktunya sudah tiba. “Terpenting, makan berimbang dan teratur, sehingga fisik tetap terjaga,” katanya.

Di samping itu, Irwan juga biasa berolahraga minimal sekali seminggu. Tak kalah pentingnya, dia juga mencuri waktu untuk tidur selama perjalanan bila mengunjungi daerah. “Selama saya mendampingi beliau, beliau memang kerap “mencuri” waktu tidur selama dalam perjalanan,” ucap Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Permukiman Sumbar, Suprapto.

Namun dari semua itu, keikhlasan menjadi faktor terpenting bagi Irwan. “Bila kita ikhlas menjalankan apa pun kegiatan, pastilah hati ini terasa lapang. Kelelahan pun seakan tak terasa,” sebut Irwan. (*)

Padang Ekspres, 5 Agustus 2015