«

»

Kalorinya Lebihi Batubara: Sumbar Budidayakan Kaliandra

3 November 2017

PADANG – SINGGALANG

Sumbar akan kembangkan energi terbarukan berbahan tanaman kaliandra. Tanaman itu diperkirakan dapat menghasilkan kayu dengan kalori mengalahkan batubara.

Agar tanaman ini dapat mampu menjawab kebutuhan energy, Pemprov Sumbar akan  membudidayakan tanaman teresebut. Dengan potensi hutan nagari dan hutan tanaman rakyat 500 ribu hektar, tanaman ini sangat efektif untuk dijadikan alternative energy.

“Ini bagus ini, jadi masyarakat bisa diarahkan untuk menanam pada hutan nagari dan hutan tanaman masyarakat, apalagi kita sudah diberikan izin pengelolaan dari  ementrian Kehutanan,” sebut Gubernur Irwan Prayitno usai kegiatan dukungan sektor kehutanan dalam rangka pengembangan energi terbarukan di Sumbar, Kamis (2/11) di Hotel Pangeran.

Diakuinya, dirinya selama ini telah komit menjadikan enery baru terbarukan dalam visi misinya. Seperti PLTMH, panas bumi dan PLTA. Apalagi Sumbar memiliki 500 sungai yang dapat  ibanguna PLTMH.

Dengan adanya budidaya tanaman kaliandra ini, kedepan dapat menjadi alternatif. “Jadi, saat ini masyarakat harus memahami bahwa energi terbarukan adalah masa depan ketahanan energi Indonesia, menggantikan energi fosil yang mulai merosot. Dan, jumlah energi yang dihasilkan pun tidak kalah jauh,” katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Hendri Oktavia mengatakan Sumbar mengandeng masyarakat untuk memanfaat kawasan hutan sebagai lumbung energi dengan memanfaatkan tanaman kaliandra ini karena kayu bisa dibuat pellet kayu sebagai bahan bakar energi terbarukan.

“Kayunya dapat sebagai pellet kayu sebagai bahan energi terbarukan dengan kualitas hamper sama dengan  batu bara. Sedangkan, daunnya bagus untuk makanan ternak. Jadi saling berintegrasi manfaatnya bagi masyarakat,” ujarnya.

Disebutkannya, tumbuhan kaliandra ini mudah tumbuh dan cepat tumbuh dilahan miskin hara,  miskin air dan bisa menyuburkan tanah melalui fiksasi nitrogen dalam tanah. “Tanaman  aliandra ini mudah tumbuh dan dia bisa menghasilkan nitrogen sendiri dalam tanah. Itu dari riset yang dilakukan,” ulasnya.

Tambah Hendri, tanaman kaliandra juga memiliki kalori dibandingkan dengan batubara dapat lebih tinggi energinya. Bahkan, 5500 kalori perton. Sehingga, ini dapat menjadi nilai jual pasar untuk kebutuhan perekonomian bagi masyarakat. “Jadi masyarakat dapat menjadikan ini sebagai pundi-pundi uang bagi masyarakat untuk memanfaatkan kaliandra ini. Dulu kaliandra tidak berarti apa-apa sekarang banyak manfaatnya bagi masyarakat,” ungkapnya.

Di Sumbar budidaya kaliandra merupakan program Dinas Kehutanan untuk memanfaatkan tanaman kaliandra sebagai lumbung energi. Bahkan, di Sumatra yang pertama membahas ini dan telah menjadi lirikan investor baik itu skala nasional dan internasional.

“Jadi untuk di Sumatera kita yang pertama membahas ini. Sehingga langsung akan dikerjakan  dan tidak ada istilah pilot projek. Karena bercocok tanam sudah jadi kebiasaan masyarakat. Namun, secara nasional pemanfataan kaliandra ini sudah dilakukan di daerah Jawa dan Kalimantan,” ulasnya.

Gubernur Irwan Prayitno mengapresiasi program penanaman kaliandra untuk dijadikan sumber energi terbarukan. Karena, pasti lambat laun energi fosil pasti akan merosot.

Dikatakannya, energi ini juga lebih ramah lingkungan dari pada energi yang berasal dari fosil   seperti minyak dan batu bara. Patut untuk menjadi focus untuk dikembangkan.

“Jadi sangat penting untuk kita mengembangkan energi terbarukan di Sumbar, karena  manfaatnya sangat besar bagi kelangsungan energi untuk kebutuhan masyarakat ,” pungkasnya

Singgalang, 3 November 2017