Cara “pati ambalau†(mengambil sumpah) Dr Syamsul Maarif yang menyandang gelar Yang Dipatuan Rajo Maulana Paga Alam dan Puti Reno Anggun Suri untuk istrinya, Hj. Nanik Kadariyani, berjalan khidmat, di INS Kayutanam, Kamis (28/6)Gelar sangsako yang diberikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu merupakan gelar tertinggi kaum suku “Peti Bunian†di Pariaman.
Gelar tersebut juga tidak dapat diganggu-gugat oleh daerah manapun. Selain itu gelar sangsako untuk Syamsul Maarif hanya berada setingkat di bawah gelar yang diberikan kepada Presiden SBY dengan gelar ‘Yang Dipatuan Maharajo Pamuncak Sari Alam’ yang diberikan oleh KAN Tanjung Alam, Tanah Datar.
Penegasan itu disampaikan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Padang Pariaman, H. Muslim Kasim Dt Sinaro Basa yang juga Wakil Gubernur Sumbar saat pelaksanaan prosesi “Pati Ambalau†(pengambilan sumpah)
gelar Syamsul Maarif di INS Kayu, Kamis (28/6).
“Ini adalah gelar yang diambilkan dari ‘peti bunian’ kaum suku Sikumbang cucu Marah Bangun St, Larang Yang Dipatuan Kampung Dalam Nagari Gadur Koto Tinggi,â€sebut Muslim Kasim.
Sementara Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Dt Panghulu mengatakan, gelar sangsako gelar Minang yang dapat diberikan pada seseorang. Karena gelar itu adalah dari Padang Pariaman, maka tidak ada hak daerah lain untuk menggugat. “Gelar ini tidak dapat digugat oleh daerah lain,†sebut Sayuti.
Dikatakannya, sampai saat ini sudah ada 14 gelar sangsako yang diberikan pada orang yang dianggap berjasa untuk Sumbar. Pemberian gelar itu dimulai sejak 1983 lalu.
Kesepakatan pemberian gelar itu sudah didapatkan sejak 10 Januari lalu di LKAAM Sumbar. Semula juga ada rapat di kawasan Padang Pariaman secara kultural, disebut “nan tujuah tampuak sambilan larehâ€.
Hasil kesepakatan itu mendapatkan gelar Yang Dipatuan Rajo Maulana Paga Alam untuk Dr. H .Syamsul Maarif dan Puti Reno Anggun Suri untuk istrinya, Hj. Nanik Kadariyani.
Sehingga Nagari Gadur dan Nagari Parik Malintang berada dalam kawasan adat kelarasan Duokali Sabaleh Anam Lingkung. Itu sebabnya, Alek “Mamasakan Siriah†dilepas dari dari rumah gadang kaum suku Guci Dt Rangkayo Mulie, yang juga kediaman pribadi Muslim Kasim sendiri.
Sedang acara adat melepas keberangkatan menuju medan nan balinduang di Kayutanam, dilakukan oleh KAN Parik Malintang. Sementara dengan gala tersebut, Syamsul Maarif dapat mengenakan “Saluak†kebesaran pangulu.
“Selain itu juga bisa mengenakan “destar alang babega†yang sekarang disimpan dalam peti bunian LKAAM,†sebutnya Muslim lagi.
Dalam adat Minangkabau gelar itu ada empat, pertama gelar pusako yang tidak bisa diberikan orang luar karena sifatnya turun dari kaum, kedua gala mudo yaitu gelar yang diberikan ketika muda, ketiga gala nasa dan keempat gala sangsako.
Sementara Gubernur Irwan Prayitno dalam kesempatan itu mengatakan, pemberian gelar itu merupakan sebuah penghargaan atas kepedulian dan ketulus ikhlas dalam pengabdian seorang DR. Syamsul Maarif dalam membantu penanggulangan bencana terutama di Sumbar. Hal ini terlihat dari bantuan dan kegiatan BNPB di Sumatra Barat, yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan kebangkitan dari berbagai peristiwa musibah gempa bumi dan tsunami.
Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Ali Mukni, Walikota Muchlis Rahman, Ketua LKAAM Syayuti Dt. Pangulu, beberapa pejabat dan Staf BNPB Jakarta, Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Nevi Irwan, Ninik Mamak, tokoh masyarakat dan Bundo Kanduang. Prosesi adat “Pati Amabalau†berlangsung meriah, mulai dari turun dari rumah Suku Sikumbang sampai di “mendan nan bapaneh†INS Kayu Tanam prosesi belangsung hikmat.
Sedang, H. Syamsul Maarif, MSi Yang Dipertuan Rajo Maulana Paga Alam dalam sambutannya menyampaikan, puji syukur atas hidayah Allah SWT yang telah memberikan amanah masyarakat Sumatra Barat dari suku Sikumbang Padang Pariaman.
“Saya bertekad akan sekuat hati untuk menjaga nama baik gelar ini dalam kehidupan saya sehari-hari dan akan berlajar bahasa Minang lebih baik dari Bapak Basril Djabar,â€ujarnya.
Hari ini Kepala BNPB langsung memimpin rapat koodinasi dengan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se Indonesia. Selain itu juga akan ada apel gabungan TNI, POLRI, BASARNAS dan BNPB di Lapangan Imam Bonjol. Baru pada tanggal hari Sabtu 30 Juni malewakan gala di Istano Pagaruyung. (*)
Singgalang 29 Juni 2012