Oleh Irwan Prayitno
Sungguh miris menyimak berita utama yang menghiasi berbagai media massa belakangan ini. Lebih dari seratus mantan kepala daerah (gubernur, walikota dan bupati) tersandung kasus korupsi. Kita juga dikagetkan oleh sejumlah kasus korupsi besar di lembaga pajak. Nama Gayus Tambunan menjadi nama yang populer di seantero nusantara sebagai koruptor pajak yang spektakuler.
Lembaga politik juga tak luput dari isu korupsi. Sejumlah tokoh politik juga tercemar namanya karena diduga terlibat kasus korupsi. Korupsi telah menjadi penyakin akut, mewabah dan merajalela di mana-mana.
Seseorang dikatakan korupsi jika hak yang dia ambil melebihi dari hak yang seharusnya dia terima. Sedangkan korupsi timbul akibat keinginan (wants) seseorang jauh melebihi kebutuhannya (needs).
Kenapa seseorang terlibat korupsi, kenapa seseorang mengumbar hasrat keinginannya (needs) melebihi dari kebutuhannya? Jawabannya adalah karena mereka tak mampu mengendalikan diri dan hawa nafsunya. Gaya hidup yang berlebihan membuat orang tergoda untuk dengan cara apapun.
Jika demikian masalahnya, maka puasa (shaum) bisa dijadikan salah satu terapi pencegahan dini kasus korupsi. Misi utama puasa adalah mengendalikan hawa nafsu. Puasa mengajarkan umat Islam untuk menahan diri, mengendalikan hawa nafsu, merasakan penderitaan orang lain yang kelaparan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Godaan hawa nafsu memang merupakan godaan paling berat bagi manusia. Gaya hidup yang makin metropolis dan serba instan membuat manusia sering tergoda. Kebutuhan dan kemampuan mereka hanya untuk membeli mobil kijang, tetapi keinginan mereka adalah mobil merek Hummer. Karena tak mampu mengendalikan hawa nafsu, mereka lalu menghalalkan segala cara. Maka terjadilah korupsi.
Seperti diungkapkan nabi Muhammad SAW. banyak perang besar yang telah dilalui beliau bersama para sahabat, termasuk perang badar. Tapi sebenarnya perang yang paling besar adalah perang melawan hawa nafsu.
Puasa adalah salah satu wadah latihan untuk perang melawan hawa nafsu. Saat puasa kita dilatih untuk mengekang hawa nafsu, untuk tidak makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa dari imsak sampai waktu buka. Selain itu kita juga dianjurkan melakukan amal ibadah seperti shalat malam, tadarus, berzakat, dll. Untuk memperkokoh benteng keimanan.
Jika ibadah puasa dilakukan dengan baik dan benar insya Allah mampu mencegah kita dari tindakan korupsi.
Selamat melaksanakan ibadah puasa dan memasuki bulan Ramadhan 1433H, bulan penuh rahmat dan berkah. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah, semoga kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan kembali fitrah di bulan Syawal mendatang. Mari kita jadikan bulan Ramadhan untuk instropeksi diri, serta bertekad untuk menjadi lebih baik dimasa datang. ***
Haluan 20 Juli 2012