Bulan Ramadhan adalah bulan yang mendorong umat Islam untuk lebih giat beribadah. Masjid kembali ramai setelah sebelas bulan sebelumnya tidak seramai di bulan Ramadhan. Karena lebih sering ramai di bulan Ramadhan, maka sering kali terjadi kegaduhan oleh anak kecil maupun remaja. Mereka gaduh mungkin karena senang dan nyaman di masjid.
Namun bagi orang tua maupun orang dewasa, kegaduhan di masjid bisa mengurangi ketenangan beribadah. Untuk itu, perlu ada pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak dan remaja agar mereka bisa tertib dan menjaga ketenangan beribadah.
Kegaduhan anak-anak dan remaja jika dilihat lagi bukanlah hal negatif, bahkan bisa dijadikan hal positif. Anak-anak dan remaja memang seharusnya sudah mengenal dan berinteraksi dengan masjid. Semakin mereka kenal dengan masjid, maka seharusnya mereka akan tenang dan khusyuk dalam beribadah, bukan membuat gaduh.
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang diajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.â€Â (Shohih Bukhari, Hadits no 620).
Berdasarkan hadits di atas, maka seharusnya remaja dan pemuda mencintai masjid karena balasannya yang luar biasa di akhirat nanti. Jangan sampai mereka mencintai masjid ketika sudah tua. Maka di sini peran orang tua juga penting untuk mendorong anak-anaknya mencintai masjid. Perlu inovasi dan kebijakan tertentu dari orang tua dan pengurus masjid agar menjadikan remaja dan anak-anak mencintai masjid.
Peran orang tua juga cukup besar. Ini sesuai dengan hadits nabi tentang peran orang tua terhadap anaknya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak mempersekutukan Allah) tetapi orang tuanyalah yang menjadikan dia seorang yahudi atau nasrani atau majusi sebagaimana seekor hewan melahirkan seekor hewan yang sempurna. Apakah kau melihatnya buntung?†Kemudian Abu Hurairah membacakan ayat-ayat suci ini: (tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Hukum-hukum) ciptaan Allah tidak dapat diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian besar manusia tidak mengetahui (QS Ar Rum [30]:30) (HR Bukhari).
Semoga momentum Ramadhan ini, sebagai orang tua kita bisa menjadikan anak-anak kita sebagai pribadi yang mencintai masjid, dan bagi pemuda dan remaja bisa termotivasi untuk senantiasa mencintai masjid dalam arti yang luas. ***
Haluan 1 Agustus 2012