Banyak dari kita mungkin sudah melewati bulan Ramadhan berkali-kali. Namun mungkin pernah terlintas di pikiran kita, apakah yang kita lakukan di bulan Ramadhan ini adalah penggemblengan diri atau sebagai penutup kewajiban?, terutama bagi kita yang sudah dewasa.
Bulan Ramadhan pada hakikatnya adalah waktu untuk menggembleng diri, bukan lagi latihan. Kenapa? Karena Allah yang menilai langsung dan membalasnya. Di samping itu, amaliyah yang dilakukan lebih banyak dari bulan di luar Ramadhan. Ini merujuk kepada perilaku dan aktivitas Rasulullah SAW ketika beribadah di bulan Ramadhan.
Jika kita merasakan bahwa amaliyah di bulan Ramadhan tidak dimaksimalkan, maka kita mungkin terjebak ke dalam seremonial saja. Sahur, berbuka, dan kemudian sholat tarawih. Kemudian meninggalkan Ramadhan tanpa bekas. Rasulullah SAW berkata, “Berapa banyak orang yang puasa, bagian (yang dipetik) dari puasanya hanyalah lapar dan haus (semata)†(HR Ibnu Majah).
Di bulan Ramadhan, Rasulullah menggembleng para sahabat yang sedang puasa untuk menghadapi pasukan Qurays di perang Badar. Dengan izin Allah SWT, mereka memperoleh kemenangan. Rasulullah juga menggembleng sahabat dengan berpuasa di waktu panas sangat terik.
Abu Darda berkata, “Kami pernah melakukan perjalanan bersama Rasulullah SAW di bulan Ramadan pada hari yang sangat panas, sehingga setiap kami meletakkan tangannya di atas kepalanya. Tidak ada di antara kami yang berpuasa selain Rasulullah SAW dan Abdullah bin Rawahahâ€. (Muttafaq alaih).
Adapun Umar bin Khaththab ketika hendak meninggal berwasiat kepada anaknya, Abdullah agar melakukan puasa di saat panas sangat terik di musim panas, karena ia merupakan ciri keimanan. Demikian pula dengan para wanita shalihat. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa sejumlah wanita shalihat menunggu-nunggu datangnya musim panas untuk melakukan puasa. Ketika ditanyakan latar belakangnya, mereka berkata: “Sesungguhnya sebuah barang, jika harganya murah, semua orang dapat membelinyaâ€.
Rasulullah SAW juga meningkatkan kedermawanannya di bulan Ramadhan. “Dari Ibnu Abbas RA. Berkata: Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya lebih lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Dan Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan untuk tadarus Al Quran. Sungguh Rasulullah SAW lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang berhembus.†(Shahih Al Bukhari).
Maka dari itu, jika kita tidak menggembleng diri kita di bulan Ramadhan ini, maka apa yang kita impikan dan inginkan belum tentu mampu terwujud di bulan berikutnya. Jadilah kita sebagai orang yang hanya sekedar menahan haus dan lapar saja. Diri kita tidak mengalami kenaikan derajat di sisi Allah, dan mungkin juga manusia. Padahal, ganjaran yang akan didapatkan jika menggembleng diri sungguh luar biasa, setidaknya seperti bunyi hadits berikut ini.
“Puasa dan Al Quran akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka izinkan aku memberi syafaat kepadanya.†Al-Qur`an berkata, Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafaat kepadanya. (HR Ahmad).***
Posmetro Agustus 2012