«

»

RS Unand Bisa Pertajam IPM Sumbar

30 Maret 2017

RS. UNAND

 

Ali Ghufron: Biaya Operasional Dialokasikan Rp 20 Milliar

 

Padang, Padek—Kehadiran Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) diharapkan tak hanya mampu berperan dalam meningkatkan mutu lulusan Fakultas Kedokteran dan rumpun ilmu kesehatan di Unand. Namun, juga berperan dalam memperbaiki derajat kesehatan masyarakat dan mempertajam indeks pembangunan manusia (IPM).

Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristek Dikti, Ali Ghufron Mukti mengemukakan sewaktu soft launching RS Unand di kampus Unand Limaumanih, Pauh, Padang, kemarin (29/3). Soft launching yang ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Ali Ghufron ini, menandai mulai beroperasinya rumah sakit pendidikan ini.

“Bila sekarang indeks pembangunan manusia Sumbar berada pada posisi 8, ke depan seiring keberadaan rumah sakit Unand ini bisa lebih dipertajam. Hal ini sangat memungkinkan, mengingat pemerintah provinsi dan kabupaten/kota  memberi dukungan penuh terhadap itu,” terang Ali Ghufron yang mewakili Menristek Dikti Mohamad Nasir yang dipanggil mendadak oleh Presiden Jokowi.

Mantan Wamenkes ini menyebutkan sejak awal keberadaan RS Unand ini mendapat perhatian khusus dari Kemenristek Dikti. Hal ini ditandai dengan keseluruhan biaya pembangunan dan mobiler RS Unand ini dibantu full lewat pinjaman Saudi Fund dan Islamic Development Bank (IDB). Hal ini berbeda dengan pembangunan 24 rumah sakit pendidikan lainnya yang sebagian besarnya tidak dibantu penuh. “Bahkan, kita sudah mengalokasikan biaya operasionalnya Rp 20 miliar biarpun baru soft launching,” ujarnya.

Di samping itu, Ali Ghufron juga berharap keberadaan rumah sakit ini bisa menjadi wahana menggembleng dokter-dokter profesional di bidangnya, serta berkarakter. Seiring, fasilitas yang tersedia di rumah sakit ini mendukung ke arah itu.

Sebelum meresmikan, Ali Ghufron juga meninjau fasilitas yang tersedia, termasuk meninjau pelaksanaan kegiatan sosial operasi bibir sumbing.

Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno berharap keberadaan RS Unand ini tidak melahirkan persaingan dengan rumah sakit lainnya, termasuk dengan RSUP M Djamil Padang. Namun, justru bisa meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan di Sumbar. Dengan begitu, bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sumbar umumnya, dan kawasan sekitar kampus khususnya.

“Kita melihat mutu pelayanan kesehatan di Sumbar sudah di atas rata-rata. Kelebihan rumah sakit Unand ini adalah fungsinya sebagai memberikan pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan bidang kesehatan dan penelitian bidang kesehatan, obat-obatan atau teknik pengobatan yang lebih baik. Untuk itu, kita berharap penelitian terhadap penyakit yang banyak berkembang  di masyarakat bisa terus ditingkatkan,” tukas dia.

Di sisi lain, Rektor Unand Prof. Tafdil Husni menyebutkan pembangunan rumah sakit empat lantai yang berdiri di atas lahan 3,5 hektare ini, menelan biaya Rp 400 miliar. Kendati statusnya tipe C, namun fasilitas yang dimilikinya masuk kategori B+. Bahkan, beberapa peralatan yang tersedia, lebih baik ketimbang RSUP M Djamil sekalipun.

“RS Unand ini dilengkapi dengan fasilitas modern dan super canggih dengan keunggulan dalam penanganan kasus keganasan dan penyakit yang berhubungan dengan kelainan saluran pencernaan,” terang Tafdil diamini Direktur Utama RS Unand dr Fachzi Fitri SpTHT-KL MARS.

Dua modalitas terapi untuk tumor ganas yang mendukung unggulan keganasan, terang Tafdil, yaitu fasilitas radioterapi dan kemoterapi. Radioterapi akan memusnahkan selsel kanker dengan penyinaran sedangkan kemoterapi  menggunakan obat-obat anti kanker.

“Untuk radioterapi, rumah sakit mempunyai brakiterapi yang menggunakan bahan radioaktif namun dikelola secara profesional oleh dokter spesialis radiologi tumor sehingga aman untuk pasien,” tambah dr Fachzi.

Untuk tah ap awal, tambah dr Fachzi, pihaknya membuka pelayanan empat poliklinik besar. Terdiri dari bedah, bidan, anak dan penyakit dalam. Secara bertahap, diikuti dengan poliklinik mata, THT, ortophedi, serta layanan IGD 24 jam.

“Mengingat pembiayaan BPJS masih dalam proses, makanya selama seminggu ke depan pelayanan poliklinik umum digratiskan,” tambah dr Fachzi.

 

Padang ekspres, 30 Maret 2017