«

»

Krisis Eropa Tak Pengaruhi Iklim Investasi di Sumbar

2 Juli 2012

PADANG, HALUAN — Geliat investasi di Sumbar terus menunjukkan perkem­bangan yang menggembirakan. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sampai Triwulan I tahun 2012 sudah 11 juta Dollar AS. Sedangkan realisasi Pena­naman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat Rp454,8 miliar.

Krisis ekonomi di benua Eropa tidak mempengaruhi iklim investasi di Sumbar. Perkembangan ekonomi di Indonesia khususnya di Sumbar relatif stabil.  Lagipula investasi yang direa­lisiasikan saat ini merupakan pe­ngembangan usaha dari perusahaan yang sudah beroperasi di Sumbar dan hasil kesepakatan dengan calon investor tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Badan Koordinasi Pena­naman Modal Daerah (BKPMD) Sumbar, Masrul Zein kepada Haluan Sabtu (30/6), di Padang mengatakan, realisasi PMA pada Triwulan I tahun 2012 itu cukup besar dibanding target yang ditetapkan, sekitar 21 juta Dollar AS.

“Sejumlah perusahaan yang sudah beroperasi di Sumbar, mencermati perkembangan usahanya yang signifikan, memutuskan menambah nilai inves­tasinya. Begitu pula perusahaan yang sudah menjajaki peluang investasi pada tahun-tahun sebelumnya, memutuskan akan menanamkan modalnya di Ranah Minang,” terang Masrul.

Sedangkan realisasi PMDN sudah melebihi target yang ditetapkan. Dari target Rp439 miliar tahun ini, reali­sasinya sampai Triwulan I saja sudah Rp454 miliar. Kepastian investasi pabrik semen tertua di Sumbar, PT Semen Padang telah mendongkrak realisasi investasi itu. PT Semen Padang mena­namkan investasinya sebesar Rp357 miliar untuk pem­bangunan Indarung VI.

Investasi yang disumbangkan PMDN sebesar Rp454 miliar, berasal dari 10 perusahaan, ma­sing-masing PT Tidar Kerinci Agung Rp11,5 miliar, CV Elmas Sentosa Abadi Rp944,5 juta, PT Bumi Sarimas Indonesia Rp11,16 miliar, PT Multibreeder Adirama Indonesia (Japfa) Rp10,9 miliar, PT Inkud Agritama Rp330 juta, PT Semen Padang Rp357,7 miliar, PT Bina Pratama Sakato Jaya di Solok Selatan Rp9,7 miliar dan Rp12,6 miliar di Sijunjung, PT Sumatera Jaya Agro Lestari Rp39,6 miliar, PT Bintara Tani Rp153 juta dan PT Semesta Berjaya Rp7,46 juta.

Sedangkan realisasi PMA untuk Triwulan I 2012 sebesar 11 juta Dollar AS disumbangkan oleh 14 perusahaan. Masing-masing PT Nusa Huey Sentosa 6 ribu Dollar AS, PT Sumatera Tropikal Spices 905 ribu Dollar AS, PT Matahari Depart Store 2,4 juta Dollar AS, PT West Sumatera Indah 5,4 ribu Dollar AS, PT Kandui Beach Villas 432 ribu Dollar AS, PT SGHW Bio Tea Indonesia 55 ribu Dollar AS, PT Nusa Palapa Mineral 271 ribu Dollar AS, PT Matahari Terbenam 23 ribu Dollar AS, PT Jixing Mining Indonesia 50 ribu Dollar AS, PR Acme Mining dan Resources 20 ribu Dollar AS, PT Jio Guo Mining 100 ribu Dollar AS, PT Andalas Agro Industri 3,7 juta Dollar AS, PT Andalas Wahana Berjaya 2,1 juta Dollar AS dan terakhir PT Incasi Raya dengan investasi 42 ribu Dollar AS di Pasaman Barat dan 880 ribu Dollar AS di Pesisir Selatan.

Investor Terus Berdatangan

Dikatakan Masrul, investor yang berminat untuk menanamkan investasinya di Sumbar terus berdatangan silih berganti. Belum lama ini investor dari negara tetangga Malaysia berkunjung, dan tertarik untuk memanfaatkan solar sel (energi cahaya matahari). Mereka akan mengolahnya menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan siang dan malam, meski matahari sudah tenggelam.

Rencana investasi juga datang dari Korea, yang berminat mem­bangun pabrik pengolahan sampah di lokasi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Sampah Regional Paya­kumbuh. Saat ini proses inves­tasinya tengah dalam proses di tingkat kabupaten/kota terkait. Sebab untuk operasional pabrik, dibutuhkan sekitar 700 ton sampah setiap harinya.

Dan terakhir, kunjungan investor asal Swiss yang berniat menanam­kan investasinya di bidang pengo­la­han kakao. Kita tawarkan supaya me­reka membangun industri hilir pe­ngolahan kakao,” terangnya. (h/vie)

Haluan 2 Juli 2012