
Ikut dalam rombongan Kadis Perindang, Ir, Afriandi Laudin, Sekdako Emzalmi, Kabiro Bina Sosial Drs Jefrinal Arifin,MM, Kabiro Humas Irwan, S.Sos, MM serta beberapa kepala SKPD di lingkungan Pemko Padang.Â
Â
Gubernur Irwan Prayitno dalam kesempatan tersebut menyampaikan, sukses pembangunan amat ditentukan oleh partisipasi masyarakat setempat. Jika masyarakat tidak berpartisipasi selama ini terlihat banyak persoalan terkendalanya pembangunan, terutama pada pelepasan tanah untuk pembangunan di daerah. Kita bisa melihat contoh, kondisi pembangunan irigasi di payakumbuh dan limapuluh kota, jalan alai-by pas di Kota Padang serta beberapa lokasi lainnya.Â
Â
Jika hal ini terus terjadi tentu hal ini akan merugikan masyarakat itu sendiri, karena pembangunan jalan dan irigasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah selain itu program yang memakai anggaran APBN tentu kembali dan tidak akan mungkin dianggaran pada tahun berikutnya. Ini semua tentu merugikan pembangunan Sumatera Barat secara umum. Kita berharap masyarakat mesti mendukung dan mendorong pelaksanaan pembangunan, untuk kebaik dan kemajuan kesjeahrteraan di masyarakat di daerah ini, harapnya.
Â
Irwan Prayitno juga menyampaikan, persoalan inflansi ekonomi yang sering terjadi setiap bulan Ramadhan, berpikir secara logika ini sesuatu yang tidak masuk akal. Dengan berpuasa kita tentu berkurang makan dan minum, kebutuhan tentu akan sedikit menurun dari pada hari-hari biasa. Namun kenyataan di lapangan ternyata setiap bulan Ramadhan terjadi jumlah permintaan tinggi, sehingga harga-harga jadi naik dan bahkan bisa tidak terkendali.Â
Â
Ini sesuatu yang patut kita pikirkan bersama tentang tingkat keimanan ibadah puasa kita, menahan diri dan mengendalikan nafsu. Dalam berbelanja cukup beli sekedarnya jangan berlebih-lebihan, karena akan mendatangkan mubazir yang tidak bermanfaat. Jika masyarakat dapat menahan diri dalam memenuhi kebutuhan maka, tugas pemerintah dalam mengendalikan harga pasar akan jauh berkurang, dan tentu ini akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat juga, ujarnya.Â
Â
Sekdako Drs. H. Emzalmi, MSi sebagai tokoh masyarakat setempat menyampaikan, penduduk miskin kota Padang saat ini berjumlah lebih dari 19.800 rumah tangga, jumlah ini bekisar lebih kurang 10 % dari jumlah penduduk Kota Padang. Berbagai program untuk menekan anggaka kemiskian ini, mulai dari program beras gengam, bantuan UKM, KUR dan kegiatan lain-lain telah dilakukan. Namun untuk berubah menjadi tidak miskin setiap rumah tangga tersebut butuh kerja keras yang maksimal dan sungguh-sungguh, jika tidak kemiskinan di Kota Padang ini tentu tidak akan pernah tuntas.Â
Â
Malas tentu merupakan sikap dan kepribadian yang melambangkan kemiskinan, oleh karena mari kita berkerja keras untuk berubah menjadi lebih baik. Walau diketahui juga saat ini jumlah penggangguran penduduk Kota Padang lebih kurang 29.000 orang, maka dari itu jika pemerintah belum mampu membuka peluang kerja yang besar, amat diharapkan masyarakat mampu membuka usaha sendiri untuk kehidupan yang lebih baik, ungkapnya. [humasprov]