Kita akan usahakan bantuan peralatan dan pengolahan untuk mendukung usaha yang dikembangkan petani.
Alahan Panjang, Solok – Balai Benih Inseminasi (BBI) Holtikultura Dinas Pertanian Sumatera Barat mengembangkan bibit kentang varietas granola di luas lahan 20 hektare di Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
Pengembangan benih kentang granola di penangkaran BBI Holtikultura itu, supaya nantinya dapat dikembangkan di Sumbar, kata Gubernur Irwan Prayitno di sela melakukan peninjauan ke lokasi penangkaran itu, di Alahan Panjang (4/7).
Luas tanam kentang dikembangkan petani Sumateta Barat mencapai 2.000 hektare, dengan kebutuhan bibit 100 ton.
Saat ini terdapat 10 kelompok tani yang mengembangkan bibit kentang varietas granola pada lahan tersebut. Sedangkan harga beli bibit tersebut yang berasal dari Pekalongan Bandung serta harga di pasaran sebesar Rp 23.000Â per kilogram.
  Â
Jadi, apabila dilakukan penangkaran di BBI Holtikultura, serta oleh kelompok tani penakar bibit tentu petani bisa lebih hemat biaya produksi sehingga biaya beli bibit harganya sekitar Rp8.000/kg.
Dalam kesempatan itu Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan produksi dari bibit kentang biasa hanya sekitar 10 ton per hektare, tapi kalau dengan bibit varietas granola bisa mencapai 20 ton/hektare. Kondisi geografis Alahan Panjang yang pegunungan memang cocok untuk tanaman holtikultura, seperti sayur mayur (tomat, kol atau lobak, kentang dan jenis lainnya). Dalam kesempatan pertemuan itu, kelompok tani untuk pengembangan komoditas kentang granola itu berharap adanya  bantuan modal untuk pembukaan lahan.
Â
Gubernur menyarankan, agar kerja dengan sungguh-sungguh supaya mudah mendapat bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR), karena berbuat dimulai dari yang kecil hingga menjadi besar. Belum punya pengalaman diberi modal tentu potensi ruginya cukup tinggi, hal yang seperti ini sering membawa kegagalan karena masih terbatasnya pengetahuan di bidang yang digeluti.
“Butuh waktu seseorang untuk lebih baik. Misalnya saja pengembangan bunga Krisan, dulunya dimulai saja tetapi sekarang sudah mendapat bantuan CSR Semen Padang,” ujarnya.
Sebab, guna kemajuan produksi terhadap komoditas yang dikembangkan lebih besar pada diri petani itu sendiri, bukan harus diawali dengan modal besar.
Penakar, menurut gubernur, perlu dibina sehingga dalam pelaksanaan lebih mengedepankan kerja lebih dahulu, supaya dapat melihat hasilnya.
Dari keterangan masyarakat petani di lokasi ini menyampaikan, lahan di Alahan Panjang masih banyak kosong 75 persen, tapi petani masih dihadapkan persoalan alat yang masih kurang untuk menggarap, seperti “hand traktor” dan alat pengolahan lahan, sehingga dapat memudahkan penanaman bibit.
Kita akan usahakan bantuan peralatan dan pengolahan untuk mendukung usaha yang dikembangkan petani. Syaratnya harus tergabung dalam kelompok yang memiliki anggota sekitar 20 orang, katanya.