«

»

“Bermusiklah Bersama Mereka”

11 Agustus 2015

PADANG – Dekat dengan anak muda, bukan lantaran apa-apa. Tetapi anak muda adalah kelompok potensial untuk diajak serta membangun bangsa ini. Yang lain mungkin memakai approach berpetuah atau nasehat. Tapi Irwan Prayitno, sesuai dengan usianya pula, ia merasa lebih pas mengajak anak-anak muda bersamanya dengan ikut menggeluti dunia mereka.

Bermain musik, hampir rata-rata anak muda punya kemampuan itu. Dan anak muda pastilah amat dekat dengan musik. Itulah sebabnya, kemampuan yang dulu ada sejak masa remaja di SMA 3 Padang, terus diasah oleh Irwan Prayitno.

“Anak muda senang apabila dunia mereka kita hargai. Kita hadir bersama mereka, terlibat dengan berbagai aksi positif mereka. Maka semua yang kita ingin pesankan bagi pembangunan bangsa ini akan mudah mereka tangkap,” kata psikolog ini.

Itulah sebabnya, menghidupkan IPe Band, bagi Irwan Prayitno bukan lantaran hendak berkampanye. Tapi justru untuk ikut serta bersama-sama anak muda Sumatera Barat memanfaatkan waktu kosong bagi kegiatan yang positif.

“Main band sekaligus mengajarkan kepda anak muda Sumatera Barat bahwa kita perlu harmonisasi. Band itu harus mengedepankan kekompakan. Satu saja personel fals maka secara keseluruhan musik yang dimainkan akan fals juga. Dengan main band, kita mencoba untuk mengharmoniskan hubungan,” kata Irwan Prayitno yang kalau ikut main bersama IPe Band, ia akan duduk di belakang drum menabuh perkusi.

Irwan suka dengan drummer Ian Paice dari kelompok musik cadas Inggris, Deep Purple. Itulah makanya, tiap tampil Highway Star yang jadi salah satu lagu hebat milik Deep Purple selalu dimainkan oleh IP –sapaan Irwan.

“Wow,…saya kira tadi main-main saja, tahu-tahu pak Gubernur benar-benar memainkan lagu itu, dan mantap,” kata Dedy Demona, Ketua Umum Flippers Organization, sebuah komunitas anak muda di Padang Panjang. Ketika itu, menjelang puasa lalu, Flippers menggelar acara Jalan Sehat Flippers (JSF) dan IP datang meresmikan sekaligus memberi hadiah sebuah sepeda motor untuk pemenang. IP kemudian didaulat naik ke panggung menabuh drum dan beberapa teman dekat IP meminta membawakakan lagu Deep Purple itu.

Dengan keyakinan seperti itulah, IP dalam banyak kesempatan bertemu anak-anak muda sebelum bicara, ia akan ikut bergabung dengan keasyikan dan keseharian anak muda. “Anak muda itu tak bisa diindoktrinasi atau disuguhi pidato-pidato saja. Pasti tidak akan terserap. Tapi mari kita masuk lewat dunia mereka. Konsekwensinya, kita harus paham dunia mereka, tidak serta merta mencela dan menyalah-nyalahkan. Pendekatan persuasif diperlukan membina anak muda,” kata Irwan Prayitno dalam satu kesempatan latihan bersama grupnya IP Band yang dimanejeri Herry Singkuan itu.

Ketika ada yang mencela, gubernur kok main band? Maka bagi IP itu hanya ditanggapi dengan senyum saja. Bermain musik, bukanlah sebuah hal yang tercela. Menurut IP, hanya niatnya saja yang harus diluruskan. Kalau niatnya menghibur orang banyak, lalu orang banyak terhibur pula, siapa yang akan bilang itu adalah sesuatu yang tak pantas?

Irwan mengatakan musik adalah bagian dari alat komunikasi. Dengan musik maka komunikasi akan terjalin. “Lihatlah dalam berbagai resepsi, baik formal maupun informal selalu ada permintaan kepada pejabat, tokoh, pimpinan masyarakat yang hadir dalam acara itu untuk tampil bernyanyi atau memainkan musik,” kata dia.

Maka, apabila bertemu dengan anak-anak muda, para siswa SMA, IP akan bertanya ada yang suka main musik? Ia akan memberi support kepada sekolah-sekolah yang dikunjungi untuk mengembangkan grup musik sebagai salah satu bentuk ekstra-kurikuler. Musik itu adalah tempat menyatakan empati dan simpati terutama kepada anak-anak muda. Bahkan seperti telah diperankan oleh sejumlah musisi dan musikus seperti Hari Mukti, Rhoma Irama, “Kesimpulannya, dunia anak muda itu dunia meriah, sebagai orang tua kita harus paham dan memberikan support kepada kegiatan mereka. (***)

Metro Andalas, 11 Agustus 2015