«

»

Harga Minyak Turun Untungkan Masyarakat

22 April 2016

Gubernur Irwan Prayitno menyatakan penurunan harga minyak dunia tidak berpengaruh negatif terhadap kondisi perekonomian Sumbar. Hal ini justeru menguntungkan bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan gubernur saat membuka seminar nasional tentang mempertahankan momen tum pembangunan daerah penghasil migas di tengah situasi rendahnya harga minyak dunia di Bukittinggi, Kamis (21/4).

Menurutnya, penurunan harga minyak dunia malah membuat masyarakat di Sumbar menjadi senang, karena kebutuhan masyarakat terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak menjadi beban secara ekonomi.

Diakuinya, bagi daerah penghasil minyak dan gas, turunnya harga minyak dunia tentunya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Apalagi APBD daerah penghasil migas sebagian besar tergantung pada pendapatan dari sektor migas tersebut.

Kondisi itu berbeda dengan di Sumbar bukan daerah penghasil migas. Penurunan harga minyak dunia tidak memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Bahkan dengan turunnya harga minyak dunia masyarakat dapat merasakan manfaat, yakni harga BBM murah.

“BBM kan jadi turun, jadi masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli BBM. Karena jika BBM nya naik atau mahal, ujung-ujungnya masyarakat jadi tidak tenang. Nah, dengan penurunan minyak dunia ini, malah buat masyarakat senang,” paparan Irwan.

Menurutnya, selain tidak munculnya kekhawatiran masyarakat, hal ini juga mengingat Sumbar bukan merupakan provinsi penghasil migas, sehingga tidak ada ketergantungan APBD daerah terhadap pendapatan dari sektor migas tersebut.

Meskipun tidak memiliki sektor unggulan andalan migas, Provinsi Sumatera Barat dapat mengandalkan Pajak Kendaraan, Pertanian, dan Pertambangan. Selain itu pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat lebih tinggi di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Pendapatan Perkapita masyarakat Sumatera Barat saat ini mencapai Rp37 juta/tahun, ucap Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno juga mengatakan, saat ini di Sumbar juga tengah dilakukan penelitian tentang potensi panas bumi atau biotermal sebesar 16.000 megawatt.

“Potensi panas bumi yang diteliti itu berada di di Blok Sijunjung, dan Blok Mentawai,” katanya.

Diharapkannya dengan adanya penelitian persoalan panas bumi itu, dapat memaksimalkan potensi migas atau panas bumi yang ada di Sumbar. Sehingga kebutuhan energi di Sumbar dapat terpenuhi melalui energy terbarukan.(104)

Singgalang, 22 April 2016