
PUKUL GONG – Gubernur Irwan Prayitno memukul gong, untuk membuka seminar ketahanan pangan disaksikan Kepala Dinas Pangan Efendi dan pejabat lainnya.
Padang-Singgalang – Aksi nagari mandiri pangan yang digencarkan saat ini tidak sekadar menelorkan program rancak saja, melainkan dititikberatkan kepada terciptanya sebuah nagari yang betul-betul mampu menghasilkan pangan sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan nagari tersebut.
“Makanya dalam aksinya, koordinasi dan pelibatan semua pihak, mulai pemerintah, perguruan tinggi hingga masyarakat menjadi kunci keberhasilan aksi ini. Sekarang semua hadir, saya optimis aksi ini menjadi kenyataan,†kata Gubernur Irwan Prayitno saat memberikan sambutan dalam rakor dewan ketahanan pangan Sumbar, Selasa (11/4) di Padang.
Irwan menjelaskan koordinasi lintas sektoral, sangatlah dibutuhkan dalam aksi ini. Karena yang menangani permasalahan pangan, tidak hanya satu organisasi perangkat daerah (OPD), tapi dari hulu hingga hilir sangatlah beragam.
Kemudian pengalokasian anggaran biaya yang tepat sasaran dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat untuk daerah rentan pangan secara berkelanjutan. Ini sangat penting dalam penanganan rawan pangan.
Irwan juga salut dengan keterlibatan kalangan perguruan tinggi dalam aksi nagari mandiri pangan ini. Bahkan yang terlibat pun, para profesor dan doktor dari Unand. Keterlibatan para pakar dari perguruan tinggi ini akan mempercepat keluarnya nagari dari status ketertinggalan.
Begitu juga keterlibatan aktif walinagari dan tokoh masyarakat yang ada di nagari akan membantu masyarakat untuk keluar dari persoalan rentan pangan sehingga di Sumbar, tidak lagi ditemukan adanya nagari rentan rawan pangan dan gizi, tetapi Sumbar yang mandiri pangan dan masyarakatnya sejahtera.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Sumbar Efendi menyebutkan pada dasarnya konsep nagari mandiri pangan diharapkan masyarakat yang ada di nagari nagari di Sumbar, akan menggeliat dan mampu memberdayakan diri untuk menghasilkan pangan guna memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
“Dengan demikian intake yang diberikan kepada seluruh anggota rumah tangga, mencukupi untuk standar hidup sesuai dengan standar indeks kualitas sumberdaya manusia yang ada. Secara ekonomi, mampu meningkatkan pendapatan,†katanya.
Menurut dia, di Sumbar untuk memperkuat kemandirian pangan, telah dilahirkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kemandirian Pangan yang difasilitasi dari rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai Gubernur.
Diharapkan kabupaten/kota di Sumbar memiliki target akan mampu menangani pangan dengan baik, tanpa terlalu banyak bergantung dengan propinsi tetangga.
Dari data, di Sumbar tercatat sekitar 176 nagari yang bermasalah dengan pangannya. Untuk mengatasi hal itu, program aksi nagari mandiri pangan sangat tepat. Tahap awal tahun ini dijadikan 32 nagari model sebagai percontohan pemberdayaan masyarakat.
“Kegiatan nagari pandiri pangan akan dilanjutkan hingga lima tahun. Melalui program yang terintegrasi dan sinergis, kondisi rentan rawan pangan ini, mudah-mudahan akan dapat dientaskan,†katanya.

Gubernur Irwan Prayitno mengukuhkan para pendamping desa dari perguruan tinggi, diantaranya Prof Noverman Djamarun yang juga menjadi pendamping untuk nagarinya
Gubernur Irwan juga mengukuhkan para profesor dan doktor yang siap menjadi pendamping di 32 nagari. Mereka akan membina sekaligus memberikan pencerahan kepada masyarakat nagari agar mereka keluar dari kondisi rawan pangan.
Sebelumnya, dalam seminar dewan ketahanan pangan itu, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Riwantoro menyebut pola yang akan diterapkan di Sumbar dalam atasi kerawanan pangan, menarik.
Dia juga meyakini dengan pola sinergis dan melibatkan perguruan tinggi di lapangan, soal pangan tidak akan menjadi masalah lagi di nagari, melainkan yang terjadi adalah nagari mandiri pangan. Dia juga akan membicarakan program hebat Sumbar ini ke Kementerian Pertanian.
Singgalang, 12 April 2017