Kecintaan kepada Allah sebagai dasar untuk menjadikan amal yang saleh dan ibadah yang shahih. Amal tanpa didasari cinta akan merusak amal yang dikerjakannya, tetapi sebaliknya apabila amal berdasarkan cinta akan menghasilkan amal saleh yang akan dihayati dengan mendalam. Ibadah kepada Allah perlu didasari kecintaan. Cinta kepada Allah maka akan rela dan ikhlas melaksanakan semua perintahNya. Bahkan dengan cinta, rela mengorbankan jiwa dan harta untuk mengikuti perintah yang kita cintai. Banyak ayat Al Quran menyuruh kita berkorban untuk melaksanakan nilai-nilai Islam seperti surat 49:15 dan surat 9:111.
Cinta akan mempengaruhi kehidupan seseorang, baik cinta kepada Allah atau bukan kepada Allah. Cinta bukan kepada Allah sering membawa kepada cinta buta yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan membawa kedamaian dan ketenangan. Cinta kepada makhluk membawa ketidakpastian, penasaran dan kesenangan semu. Cinta kepada benda akan hapus apabila benda tersebut hilang atau rusak, manakala cinta kepada Allah kekal dan abadi. Cinta kepada seseorang membawa kepada kehanyutan perasaan yang terkadang membawa kita emosional, manakala cinta kepada Allah akan membawa ketentraman jiwa. Kita dibolehkan cinta kepada manusia (kepada orang tua, anak, isteri dan keluarga) atau benda asalkan dibawah derajat kecintaan kepada Allah (Q.9: 24).
Cinta yang bukan kepada Allah biasanya didasari oleh syahwat dan cinta kepada Allah didasari oleh iman. Syahwat akan mengendalikan diri kita dan bahkan kita memperturutkan syahwat yang dapat membahayakan kita. Manakala iman akan membawa kebaikan. Cinta memiliki beberapa ciri di antaranya adalah selalu ingat, mengagumi, rela, siap berkorban, takut, mengharap dan mentaati.
Sumber: Buku Kepribadian Muslim