Jalan Tol Trans-Sumatra adalah sebuah jalan tol seÂpanjang 2.700 km yang mengÂhubungkan Lampung dengan Aceh. Jalan tol ini pada 2012 diperkirakan menelan dana Rp150 triliun. Dengan adanya jalan tol ini nantinya, kehiduÂpan di Pulau Sumatera diyaÂkini bisa mengalahkan kehiÂdupan di Pulau Jawa.
Â
Rencana pembangunan jaÂlan tol Padang-Riau telah diÂakomodir secara nasional. AnÂtaÂra lain, pada rencana pemÂbangunan Sumatera HighÂway 2011-2029 yang diÂkeÂluarÂkan Bappenas, MasÂterplan PerceÂpatan dan PerÂluasan PembaÂngunan EkoÂnomi Indonesia 2011-2025 (Perpres No 32 Tahun 2011) serta SK Menteri PU Nomor 631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas Jalan meÂnurut Statusnya sebagai Jalan Nasional.
Â
Rencana Pembangunan jalan tol juga telah diakomodir dalam dokumen perencanaan daerah, yakni RPJPD Provinsi Sumbar 2005 sampai 2025, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2009 sampai 2029 dan RPJMD Provinsi Sumbar 2010-2015.
Â
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, pemÂbangunan jalan tol Padang-Pekanbaru direncanakan meleÂwati Padang, PadangÂpariaman, Padangpanjang, Tanahdatar, Agam PayaÂkumÂbuh dan LimaÂpuluh Kota. “Jika ini selesai, waktu tempuh PaÂdang-BukitÂtinggi (dihuÂbungÂkan feeder jalan tol) dari dua sampai tiga jam menjadi satu setengah jam. Dengan demiÂkian, pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan beÂruÂpa pengheÂmatan biaya opeÂrasional kenÂdaÂraan dan waktu. Hal itu lebih baik dibanÂding melewati jalan non tol,†kata Irwan.
Â
Tol juga mendukung perÂcepatan pertumbuhan wilayah pembangunan pada sektor pariÂwisata, sektor pereÂkonoÂmian, sektor pendidikan dan keÂÂsejahÂteraan masyarakat Sumbar.
Â
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan PermuÂkiman Sumbar Suprapto meÂngaÂtakan, dulunya pembaÂngunan tol Sumatera ini baru akan dilaksanakan pada tahun 2024. Selanjutnya Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaÂdakan pertemuan dengan para gubernur se-Sumatera di Griya Agung, Palembang, 20 FeÂbruari 2012. Pertemuan memÂbahas percepatan pembaÂnguÂnan jalan tol di Sumatera. Dikarenakan Suprapto, secara ekonomi pembangunan jalan tol di Sumatera masih terlalu berat, maka disepakati pemÂbangunannya dilakukan peruÂsahaan patungan antara Jasa Marga dan setiap pemda di Sumatera.
Pembagian tugasÂnya adalah Pemda memÂbebasÂkan tanah dan mencaÂdangkan seÂjumÂlah kawasan di sepanÂjang jalan tol untuk proyek bisnis masa depan yang akan kelak dikelola bersama. Selain berÂsiÂnerÂgi dengan Pemda, Jasa Marga juga bersinergi dengan BUMN lain, seperti BUMN perkebunan (karena jalan Tol banyak melinÂtasi perkebunan) dan BUMN kontraktor untuk konstruksi jalan tol itu sendiri. (*)
 Padang Ekspres 31 Oktober 2013