«

»

Rasul sebagai Model

30 Januari 2014

Setiap orang punya idola atau tokoh panutan masing-masing. Ada orang yang memilih Bung Hatta sebagai tokoh idolanya, ada pula yang men­jadikan Michael Jackson sebagai tokoh idolanya. Ada beragam latar belakang profesi tokoh yang dijadikan idola. Bisa jadi ia seorang artis, tokoh politik atau olah­ra­gawan, seperti pese­pak­bola, petinju, dan lain-lain.

Biasanya jika seseorang yang mengidolakan seorang to­koh, maka ia akan ber­usa­ha meniru gaya dan ting­kah la­ku tokoh tersebut. Sese­orang yang mengidolakan Michael Jackson akan me­niru gaya tokoh tersebut. Baik cara ia berpakaian, cara ia bernyanyi dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Be­gitu juga jika mereka yang mengidolakan Lionel Mes­si atau Cristiano Ronaldo, misalnya, akan me­niru gaya dan tingkah laku Messi atau Ronaldo.

Kebiasaan memiliki tokoh idola adalah lumrah dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang memilih tokoh idola, karena tokoh tersebut se­suai dengan karakternya atau se­suai dengan harapan dan ci­ta-citanya. Seseorang yang be­r­cita-cita jadi penyanyi akan me­ngi­do­lakan penyanyi seba­gai tokoh pu­jaanya. Begitu juga yang ber­cita-cita menjadi atlet, to­koh politik, ne­garawan, dan se­­terus­nya. Akan memiliki to­koh idola sesuai fantasi ma­sing-masing.

Dalam lingkungan keluarga biasanya yang jadi contoh dan pa­nutan terdekat adalah ayah atau ibu. Dalam keluarga, anak-anak biasanya akan mencontoh kebiasaan atau perilaku ayah dan ibunya. Jika ayah dan ibu­nya pemarah dan suka berka­ta ka­­­sa­r, maka anak-anak­nya cen­de­rung juga bersikap demikian. Se­baliknya jika kedua orangtua m­ereka bersikap baik, lembut tu­tur bahasanya, rajin ke ma­s­jid, maka anak-anak mere­ka juga cendrung bersikap demi­kian. Tokoh terdekat selan­jut­nya yang menjadi panutan ada­lah, kakak, paman atau bibi ser­ta guru di sekolah. Tergantung de­ngan siapa mereka lebih ba­nyak dan intens berinteraksi.

Tokoh-tokoh tersebut bia­sa­nya diistilahkan sebagai mo­del. Model adalah contoh atau pa­nutan yang biasanya akan di­ikuti dan ditiru. Jika kita ingin mem­buat baju misalnya, maka kita butuh model, contoh atau p­a­tron sebagai acuan untuk mem­permudah membuat baju ter­­sebut. Jika sudah didapat mo­­del yang sesuai, maka ting­gal meniru dan mengikuti mo­del tersebut.

Allah SWT paham betul de­ngan kebiasaan manusia terse­but. Karena itu Allah menuru­n­kan Nabi dan Rasul untuk dij­a­di­kan contoh, panutan atau mo­­del bagi manusia. Banyak se­kali sikap dan perilaku nabi yang bisa dijadikan contoh bagi manusia. Mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW banyak sekali contoh dan pelajaran yang bisa kita petik.

Khusus Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan terlengkap yang paling tepat untuk dijadikan contoh. Dalam Al Quran surat 33 ayat 21 dijelas­kan; “Sesungguhnya telah ada pa­da diri Rasulullah itu suri tau­ladan yang bagimu bagimu yaitu bagi orangyang meng­ha­rap rahmat Allah dan keda­ta­ngan hari kiamat dan dia ba­nyak menyebut Allah.”

Nabi Muhammad SAW ada­lah uswatun hasanah (suri tau­ladan yang baik), contoh paling tepat bagi manusia. Kehidupan beliau sehari-hari, baik dalam keluarga, dalam bermasyarakat maupun sebagai pemimpin, semuanya merupakan contoh yang terbaik bagi manusia. Nabi Muhammad SAW adalah mo­del terbaik yang pernah ada. Beliau disegani baik oleh kawan maupun lawan, apalagi dalam keluarga sendiri.

Tentu saja menjadikan Nabi Mu­hammad SAW sebagai mo­del jauh lebih baik dibanding­kan menjadikan Michael Jackson atau tokoh lainnya. Karena biasanya, meski banyak sisi baik dari para tokoh tersebut, na­mun juga tak kurang banyaknya sisi buruk dan sisi gelap dari pa­ra tokoh tersebut. Silakan tun­juk saja tokoh-tokoh yang per­nah kita idolakan, pasti ba­nyak ju­ga sisi gelapnya, di samping sisi baiknya.

Karena itu, mari kita jadikan mo­mentun maulid Nabi Mu­hammad SAW sebagai pe­ringa­tan untuk kembali mem­pelajari dan mendalami kembali sifat-sifat dan karakter beliau untuk dijadikan contoh dan model untuk kita amalkan dalam ke­hidupan sehari-hari. Jika hal itu kita lakukan, Insya Allah kita akan selamat dan nyaman hi­dup di dunia hingga di akhirat ke­lak. Amin… (*)

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Padang Ekspres 30 Januari 2014