PADANG – SINGGALANG
Gubernur Irwan Prayitno bersama Tim Trabas Sumbar 1 yang meninjau lokasi terdampak bencana alam di Limapuluh Kota menemukan kondisi yang memprihatinkan soal pendidikan. Gubernur sedih dengan banyaknya buku siswa terendam banjir.
Salah satu sekolah yang didatangi gubernur, yakni Sekolah Dasar 04 Pangkalan Koto Baru. Ketika itu, sejumlah guru sedang menjemur sejumlah arsip dan buku-buku pelajaran di halaman sekolah, akibat direndam banjir pada 3 Maret 2017 lalu.
Pada kesempatan itu, gubernur pun ikut membantu mengeringkan dan membersihkan arsip dan buku-buku yang dijemur tersebut. “Semoga buku-buku ini dapat dievakuasi dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan siswa kembali.
Buku adalah media penting bagi pendidikan anak-anak,†sebut Irwan sedih, Kamis (16/3). Dikatakannya, pemerintah akan melakukan langkah-langkah tertentu untuk membantu siswa dapat mengikuti aktifitas belajar mengajar lagi sehingga bencana banjir dan longsor tidak begitu berpengaruh bagi siswa.
Sementara itu, penjelasan dari Kepala Dinas Kersipan dan Perpustakaan Daerah Sumbar, Alwis menyebutkan, berkaitan dengan musibah banjir dan longsor, di Kabupaten Limapuluh Kota, sejak Rabu-Kamis, 8 dan 9 Maret 2017, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat sekaligus melakukan peninjauan lokasi, kebeberapa objek bencana alam.
“Sekolah yang didatangi itu; SDN 04, SDN 09, SDN 10, dan Puskesmas, yang berada di Pangkalan Koto Baru. Hasil peninjauan itu, baik kondisi arsip maupun kondisi buku-buku palajaran, banyak yang terendam akibat genangan air dan lumpur,†jelasnya.
Menurutnya, upaya dan langkah yang telah dilakukan untuk menyelamatkan arsip dan buku-buku sekolah tersebut, sesuai dengan SOP penanganan, yakni mengevakuasi arsip ketempat yang aman.
Membersihkan arsip dari lumpur/kotoran yang menggunakan air bersih. Menyemprotkan alkohol 70% atau athenol keseluruh permukaan arsip secara merata. Mengurai lembaran arsip secara hati- hati. Mengeringkan arsip dengan menggunakan kipas angin/ dikipas dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Selanjutnya, pada hari berikutnya, yakini hari Selasa-Rabu, tanggal 14 dan 15 Maret 2017 kemarin itu menugaskan kembali dengan meninjau objek yang sama dan juga sekolah Taman Kanak-Kanak, Durian Tinggi.
“Di Durian Tinggi itu, arsipnya sudah terevakuasi ke dalam ruangan, beberapa buku pelajaran sekolah sebahagian dapat terselamatkan, namun juga banyak yang tidak terselamat disebabkan beberapa kesalahan dalam tindakan penyelamatan,†ujarnya.
Alwis juga mengatakan, dari provinsi telah menganjurkan untuk mencarikan jalan keluar pemulihan dengan meminta kepala sekolah/ guru untuk mendata kebutuhan buku- buku pelajaran sekolah.
Dalam hal ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan akan membantu dan mendistribusikan buku- buku pelaran yang tersedia di perpustakaan provinsi.
“Untuk sementara, para pelajar di lokasi terdampak bencana, menggunakan buku – buku yang masih digunakan. Kondisi ini tidak akan berlangsung lama, dan kita akan secepatnya mengirimkan buku-buku pelajaran ke lokasi terdampak bencana tersebut,†tegas Alwis.
Sebar bantuan
Sebelumnya, Gubernur Irwan Prayitno menempuh jarak 38 kilometer, bersama Tim Trabas Sumbar 1 menyebar bantuan bagi korban banjir daerah terisolir. Kunjungan kali ini melihat langsung kondisi nagari Durian Tinggi, Galugur dan Tanjung . Gubernur dan rombongan membawa bantuan, 500 paket sembako dan selimut, 150 paket pakaian sekolah, serta juga bantuan dari BNI 46 3 kapal karet dalam kunjungannya tersebut.
Disebutkannya, pasca bencana banjir, diperlukan pembangunan peningkatan infrastruktur jalan ketiga nagari tersebut harus dilakukan secara bertahap, untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Pembangunan dapat dilakukan sesuai kondisi anggaran APBD Provinsi Sumatera Barat karena ini merupakan jalan provinsi.
Irwan Prayitno juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan disekitarnya, agar hutan terjaga. Memperhatikan bukit-bukit hulu sungai, sehingga kemungkin terjadi air bah, atau terjangan air resikonya dapat dikurangi.
“Jika ada terjadi penebangan pohon, dihutan agar pihak kepolisian dapat bertindak secepatnya,karena ini melanggar undang-undang dan mesti segera dicegah. Tapi tadi kita melihat tidak banyak, hanya satu spot yang hutanya terbakar dan gundul bekas penebang, mungkin untuk perkebunan bagi masyarakat,†ungkapnya.
Kunjungan yang dilakukan ke Limapuluh Kota tersebut, merupakan kunjungan kedua yang dilakukan. Setelah sebelumnya, sehari pasca banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota
Singgalang, 17 Maret 2017
