«

»

Rekaman Ceramah Agama Hampir 200 Judul

21 Oktober 2015

SEJAK kecil, Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, MSc, Datuk Rajo Bandaro Basa sudah dididik ilmu agama oleh kedua orang tuanya, Djamrul Djamal dan Sudarni Sayuti. Kedua orang tuanya merupakan dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Ayahnya Djamrul Djamal merupakan dosen Fakultas Syariah, dan ibunya Sudarni Sayuti adalah dosen Fakultas Tarbiyah.

Irwan Prayitno tidak pernah menempuh pendidikan formal di pesantren atau madrasah. Ilmu agama yang dia peroleh murni dari kedua orang tuanya. Orang tuanya menanamkan aqidah sejak kecil, Irwan Prayitno diperkenalkan dengan ritual Islam, seperti sholat, puasa, membaca Al Quran, zakat, dan ibadah sunnah. Irwan Prayitno pun dibiasakan untuk melaksanakan sholat dhuha dan tahajud.

Usai melaksanakan sholat maghrib berjamaah, orang tuanya mengajarkan Irwan Prayitno ilmu agama. Mulai dari soal-soal fiqih sampai kepada sejarah perjuangan Islam. Sebelum tidur, Irwan Prayitno pun diwajibkan membaca Al Quran, minimal satu halaman. Buku-buku agama pun dipasok orang tuanya untuk Irwan Prayitno. Orang tuanya sering membelikan Irwan Prayitno buku-buku agama untuk dipelajari.

Dalam pengasuhan kedua orang tuanya, Irwan Prayitno dibesarkan dengan memperkenalkan ajaran Islam. Walau tidak pernah belajar agama secara formal, Irwan Prayitno mampu mengembangkan ilmu agama yang dibekali orang tuanya sejak kecil. Memasuki bangku SMP dan SMA, Irwan Prayitno sudah bisa memberikan kuliah tujuh menit (kultum) di mushalla sekolah.

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertaqwa. (QS. Thaahaa: 132). Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)

Pada saat kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, selain menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan, Irwan Prayitno banyak menghabiskan waktu di luar kampus untuk berdakwah. Irwan Prayitno aktif dalam diskusi-diskusi dakwah dan perhimpunan mahasiswa. Ia pernah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta. Selama keterlibatannya dengan HMI, ia merasakan gaya represif pemerintahan Soeharto terhadap pergerakan Islam. Pada 1984, ia naik sebagai Ketua HMI Komisariat Fakultas Psikologi UI.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104). “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl: 125).

Ketika menjabat Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno tetap melakoni aktivitas dakwahnya. Masyarakat sering mengundangnya untuk memberikan ceramah, baik itu ceramah Ramadhan, Khatib Jumat maupun Khatib Idul Fitri dan Idul Adha. Irwan Prayitno juga aktif memberikan ceramah kepada Aparatur Sipil Negera (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Selama menjadi Gubernur Sumbar, hampir seluruh mesjid dan surau di pelosok Sumbar sudah dikunjunginya untuk memberikan ceramah agama. Mulai dari masjid terbesar di Sumbar, yakni Masjid Raya Sumbar, hingga ke surau-surau di nagari terpencil hingga daerah perbatasan Sumbar. Selain bertujuan ingin menyampaikan dakwah agama, dengan berceramah ke mesjid dan surau, dirinya dapat bertemu langsung dan mengetahui kondisi masyarakatnya serta pembangunan yang dilaksanakan di seluruh pelosok Sumbar.

Tidak hanya ke masjid dan surau berceramah, Irwan Prayitno bahkan mengaku dirinya, juga banyak diundang oleh instansi pemerintah, swasta dan perbankan untuk memberikan ceramah dan tausiyah. Irwan Prayitno sangat menghargai undangan tersebut. Karena itu dirinya tidak bisa menolak. Semuanya demi dakwah dan syiarnya Agama Islam.

Dalam seminggu, Irwan prayitno mengaku dirinya dua hingga tiga kali berceramah. Ceramah-ceramah Irwan Prayitno sudah direkam dan kemudian di-CD-kan album rekamannya berceramah di berbagai acara. Sudah ada 200 judul ceramah dengan rekaman 8 volume. Sebagian juga sudah tersebar di Youtube.

Judul ceramahnya yang telah di-CD-kan di antaranya: Berbuat Baik, Sabar Sebagai Benteng Kehidupan, Nikmatnya Bersyukur, Pengendalian Diri Hikmah Puasa, Takwa Bekal Hidup Kami, Indahnya Kebersamaan, Keluarga Samara Idaman, Ridho Kepada Allah, Ketenangan Jiwa, Allah Segalanya, Puasa Melawan Hawa Nafsu, Belajar Seumur Hidup, Ramadhan Berkarakter, Berkah Berzakat, Pendidikan Anak, Islam Rahmatal Lil Alamin, Kesertaan Allah, Problema Umat, Keseimbangan Hidup, Saling Memaafkan, Ibadah Sepanjang Masa, Ilmu Allah swt, Islam Agama Sempurna, dan Nabi Muhammad Model Kehidupan, dan lainnya.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33). “Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).

Ditulis Oleh:
Zamri Yahya
Wakil Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang

Bentengsumbar.com, 21 Oktober 2015