Alhamdulillah, pada momen Hari Raya Idul Fitri (atau biasa disebut Lebaran) kali ini saya masih bisa luangkan waktu untuk silaturahmi sambil mengajak anak-anak, menantu dan cucu mengunjungi keluarga almarhum ibu saya di Kuranji Padang, keluarga ayah saya di Simabur Tanah Datar, keluarga ibu mertua di Lubuk Kilangan Padang, dan keluarga almarhum ayah mertua di Salido Painan. Open house selaku Gubernur tak lupa saya lakukan di rumah Lubuk Kilangan dan Auditorium Gubernuran.
Lebaran memang salah satu waktu yang baik untuk bersilaturahmi. Tidak hanya baik tapi juga sungguh indah dipandang mata dan menyejukkan hati. Apalagi sebelumnya kita melaksanakan puasa sebulan penuh dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan. Hati yang fitrah menyebabkan silaturahmi menjadi semakin indah.
Di berbagai tempat, nampak terlihat banyak orang saling mengunjungi. Tidak hanya sesama saudara, tetapi juga kepada handai tolan dan sesama rekan. Ketika saling bertemu tak lupa mengucapkan mohon maaf lahir batin. Begitulah aktifitas kita dan kaum muslimin lainnya di bulan Syawal ini yang sudah berlangsung lama. Menjadi budaya yang mengokohkan persatuan dan kesatuan kita sebagai umat dan bangsa.
Bentuk silaturahmi pun makin beragam. Ada yang saling mengunjungi, ada pula yang pulang ke kampung halaman, sedangkan bagi pejabat publik melakukan open house. Masih di bulan Syawal, bentuk silaturahmi dilakukan melalui kegiatan halal bihalal maupun reuni. Sementara itu di dunia maya dan media sosial bentuk silaturahmi dilakukan dengan mengucapkan selamat hari raya dan mohon maaf lahir batin melalui pesan pendek (SMS, short message service), WhatsApp, Instagram, Line, dan lain-lain dengan berbagai kreatifitas.
Kegembiraan bersilaturahmi di waktu Lebaran memang berbeda dengan waktu lainnya. Kebahagiaan berkumpul bersama keluarga tercinta jauh lebih indah. Bahkan bagi yang pulang kampung dengan menggunakan pesawat, kendaraan pribadi maupun angkutan lainnya, kenikmatan berkumpul setelah perjalanan jauhpun bisa menghilangkan kepenatan dalam perjalanan.
Saling menemui, saling berkunjung, mengadakan halal bihalal, saling maaf memaafkan adalah bentuk-bentuk silaturahmi yang sudah dilakukan oleh umat Islam selama ini karena ia merupakan perintah agama. Disamping itu juga sudah menjadi budaya yang dilaksanakan turun temurun.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujurat 10 yang artinya, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.â€
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mau dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturahmi†(HR. Bukhari).
Ayat Quran dan hadits di atas memberitahukan kepada kita bahwa silaturahmi itu membawa kebaikan bagi diri kita. Sehingga ini bisa memotivasi kita untuk tetap menjalin dan menjaga silaturahmi. Tentu silaturahmi yang dimaksud tidak hanya di saat lebaran tapi juga setiap saat dan di setiap tempat serta kepada setiap orang. Sehingga janji Allah SWT akan mendapatkan rahmat, dan janji Rasulullah SAW akan dipanjangkan umur dan dilapangkan rezeki, akan menjadi kenyataan bagi diri kita.
Seperti disabdakan dalam hadits, dengan silaturahmi akan panjang umur. Ketika saling bertemu, akan saling memaafkan. Sehingga beban pikiran dan beban perasaan semakin berkurang bahkan hilang. Sebagai manusia yang memiliki kelemahan pasti ada yang salah dan bisa memunculkan konflik. Konflik kemudian memunculkan beban pikiran dan perasaan sehingga bisa menimbulkan penyakit. Stres, depresi, pusing, hipertensi, bahkan stroke bisa terjadi karena terpeliharanya konflik dan putusnya tali silaturahmi. Setidaknya konflik akan membuat segalanya menjadi tidak enak. Makan, tidur, bekerja juga menjadi tidak enak.
Selain itu silaturahmi bisa jadi media katarsis, seperti curhat kepada teman yang akhirnya bisa mengurangi beban perasaan dan pikiran. Seperti anjuran agama, di mana kita diperintahkan menjaga silaturahmi serta saling memaafkan maka konflik akan hilang, beban pikiran dan perasaan juga ikut hilang, dan insya Allah penyakit pun jadi hilang serta insya Allah akan panjang umur.
Silaturahmi pun bisa menambah rezeki. Banyak bertemu orang, banyak memiliki kenalan dan terjaganya silaturahmi akan ada saling tolong menolong dalam hal apapun termasuk saling mendoakan. Apalagi profesi pedagang, pengusaha dan politisi, silaturahmi bisa menambah rezeki. Setidaknya rezeki karena banyak teman, maka tolong menolong antara sesama akan terjadi. Banyak teman, insya Allah memudahkan datangnya rezeki. Begitulah sabda Rasulullah SAW.
Silaturahmi dan persaudaraan akan mendapat rahmatNya. Begitu janji Allah SWT, dan ini pasti. Rahmat berupa kasih sayang dan kebaikan-kebaikan dari Allah SWT. Masya Allah. Kebaikan akan banyak kita terima dari Allah dengan silaturahim ini. Rahmat bertambah umur, bertambah rezeki bahkan peningkatan karir bagi ASN (aparatur sipil negara), atau mudahnya mendapat jabatan bagi kaum profesional.
Kita hidup bertetangga, dengan silaturahmi akan mendatangkan rahmat, di mana para tetangga membantu kita. Kita berteman di sekolah, rahmat pun banyak berdatangan, seperti ada kawan yang membantu buat tugas, dan saling membantu kegiatan-kegiatan di sekolah. Begitu juga berteman di kantor dan di organisasi serta di mana saja kita berada, pastilah rahmat akan mendatangi kita.
Mari kita di saat Lebaran dan di bulan Syawal ini untuk saling jaga silaturahmi dan saling memaafkan. Segeralah ishlah atau perbaiki segala konflik dan persoalan antar sesama, sekiranya masih ada. Insya Allah rahmat atau kebaikan Allah SWT akan mewarnai kehidupan kita. Hidup kita dilindungi Allah SWT, dibantu Allah SWT dan ketentraman hidup serta kebahagiaan akan kita rasakan. Bahkan hidup pun akan sukses tidak hanya di dunia tapi juga sukses di akhirat. Amin..***
Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar
Singgalang, 11 Juli 2016