«

»

Sumbar Dukung Penuh Palestina

16 Desember 2017

Lima Agama Resmi Kecam Sikap Trump

Palestina Ucapkan Terima Kasih

Padang, Padek— Gelombang kecaman atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Jerusalem ibu kota Israel sekaligus dukungan terhadap masyarakat Palestina terus bergulir. Kemarin (15/12), ribuan massa mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Sumbar Peduli Palestina menggelar aksi damai dan orasi di depan kantor Gubernur Sumbar, Jumat (15/12).

Massa terdiri dari gabungan organisasi masyarakat (Ormas) Islam dan organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) Islam Sumbar itu menyampaikan 13 pernyataan sikap (lihat grafis). Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar dan lainnya, ikut menandatangani pernyataan sikap bersama tersebut.

Pantauan Padang Ekspres, massa memulai aksi longmarch dari Masjid Nurul Iman Padang dengan melintasi Pasar Raya-Jalan Permindo-Jalan Sudirman. Sesampai di depan kantor Gubernur, perwakilan massa berorasi. Sejumlah spanduk bentuk kecaman dan dukungan terhadap masyarakat Palestina turut dibentangkan massa.

”Setidaknya, ada dua factor yang menyebabkan kita berkumpul dan berorasi di sini. Yakni, atas dasar keimanan dan atas dasar kemanusiaaan,” ucap Mulyadi, coordinator Aksi Damai tersebut. Dia menegaskan bahwa Al Quds (Jerusalem, red) merupakan kota suci ketiga umat Islam yang saat ini diklaim Israel atas dukungan Amerika Serikat.

Dia menjelaskan, keinginan Israel untuk menguasi Al Quds sebagai upaya penyambutan Dajjal dan menyingkirkan bumi Palestina.

”Dalam Al Quran pun dijelaskan, mereka (Israel) bersiap untuk menyambut kedatangan juru selamat mereka yang diyakini turun di tanah Jerussalem, dan merebut Al Quds dari Palestina,” ucapnya. Ditambahkan Irfianda Abidin, koordinator aksi lainnya, dia mengimbau dan mengajak masyarakat Sumbar untuk menyumbang sesuai kemampuan, baik berbentuk moril maupun materil. ”Tentu dukungan itu tidak hanya sebatas doa, kita bias  melakukan dalam bentuk tulisan dan lisan, harta dan bahkan jiwa. Kami mendorong pemda dan pemko segera bertindak dan mendorong pemerintah pusat untuk segera bertindak menentang pernyataan Donald Trump,” sebut Irfianda.

Sementara itu, Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar menegaskan, umat Islam tidak akan membiarkan Tanah   Haram (Masjidil Aqsa) dilecehkan dan direbut Israel. Dan, mengajak seluruh peserta aksi berbuat sesuai  kemampuannya dalam membela Palestina. Dukungan pun juga diserukan, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang turut berorasi di hadapan massa. Dia menyerukan agar pemda memberikan dukungan penuh terhadap  Palestina.

Menurutnya, persolaan Palestina bukan hanya isu di Indonesia saja, tapi menjadi topic pembahasan di dunia. ”Kita hadir di sini sebagai umat dunia, sebagai umat Islam yang tidak menerima Al Quds diambil Israel. Kami (Pemprov Sumbar) turut memberikan dukungan,” ujar Irwan. Dia menyebut, Presiden Joko Widodo bersama  Negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sudah menegaskan penolakan terhadap pernyataan Trump mengakui Jerusalem ibu kota Israel.

”Atas nama pemerintahan, kami memberikan kepedulian dan menentang penjajahan dan keadilan di bumi Palestina,” sebutnya.

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang juga berorasi, juga menyuarakan dukungannya terhadap  Palestina. Selain berorasi, mantan Wakil Ketua DPRD Sumbar ini juga menyerahkan bantuan. Hal sama dilakukan peserta aksi, mendonasikan dananya baik berupa uang maupun harta benda yang dimilikinya.

Ucapkan Terima Kasih

Di Jakarta, perwakilan Palestina di Indonesia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat  Indonesia. Ucapan ini disampaikan oleh Minister Counsellor of The Statte of Palestine Taher Hamad di kantor Kementerian Kominfo, kemarin (15/12). Terkait aksi damai dukung Palestina yang digelar besok (17/12), pemerintah berharap berjalan damai.

Taher Hamad menuturkan, pemerintah Palestina memberikan penghargaan dan aprisasi karena dalam waktu cepat, Presiden Joko Widodo menelepon langsung Presiden Palestina Mahmoud Abbas.”Pemerintah ada di belakang Indonesia. Terima kasih dari Palestina untuk semua elemen bangsa Indonesia,”  jelasnya.

Dia mengaku senang melihat situasi di Indonesia. Di mana, dia mendapati ada anakanak dengan gembira  bersama orang tua untuk berangkat Shalat Jumat di masjid. Sedangkan warga Palestina, untuk bias ibadah di Masjid Aqsa masih mendapatkan larangan.

Dalam forum yang sama Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengaku ingin ikut dalam aksi dukungan untuk Palestina itu. ”Saya ingin ikut berdoa bersama,” jelasnya.

Lukman menegaskan, Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan langsung sikap pemerintah Indonesia untuk Palestina. Sehingga sebagai pembantu Presiden, Lukman menjelaskan apakah masih perlu berorasi dalam aksi besok.

Dia berharap, aksi doa bersama untuk Palestina yang digelar besok berlangsung damai dan tertib. Seluruh peserta juga diimbau untuk bisa menjaga kebersihan lokasi doa bersama.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi menuturkan, bakal ada aksi besarbesaran yang direnanakan pada Minggu (17/12) untuk memprotes kebijakan Presiden Amerika Serikat.

Aksi tersebut akan dipusatkan di halaman Monumen Nasional (Monas) mulai Minggu pagi hingga selesai. ”Minggu subuh ada zikir, orasi, dan berdoa untuk memprotes kebijakan Presiden Trump,” terang Muhyiddin.

Selain di Monas, kemungkinan mereka juga akan mendatangi kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menyampaikan aspirasi. Muhyiddin menyebut kemungkinan peserta aksi akan mencapai ribuan orang bahkan bias lebih. ”Kami berharap sih sampai sejuta umat yang ikut bergabung dalam aksi bela Palestina,” ungkap dia.

Aksi tersebut sekaligus ingin menunjukan solidaritas dari umat muslim dan warga Indonesia terhadap penderitaan warga Palestina. Lantaran, mereka makin tersudut dengan pengakuan Amerika Serikat terhadap  Jerusalem sebagai ibukota Israel. ”Kita berharap bisa membuat dunia internasional tahu warga Indonesia serius mendukung Palestina,” ujar dia.

PP Muhammadiyah juga mendukung aksi bela Palestina. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, organisasinya akan bersama-sama dengan komponen umat Islam dan elemen bangsa lainnya untuk berunjuk rasa di depan Kedutaan Amerika Serikat. ”Pendudukan Israel atas Yerusalem dan Palestina harus dihentikan,” terang dia.

Bagi warga Muhammadiyah yang memiliki kesempatan dan kemampuan bisa bergabung dengan massa dengan membawa atribut dan perlengkapan yang diperlukan, termasuk makanan dan obat-obatan. Selama melakukan aksi hendaknya tetap menjaga ketertiban dan akhlakul karimah.

Mu’ti mengatakan, Muhammadiyah mendesak Pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mencabut  keputusannya sebelum jatuh lebih banyak korban jiwa karena konflik Israel Palestina.

Dia juga menyerukan kepada negara-negara Arab untuk bersikap tegas menentang sikap AS dan Israel. Solidaritas bangsa Arab penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya kekerasan dan memberikan dukungan politik bagi perjuangan bangsa Palestina.

Suarakan Kecaman

Di sisi lain, pimpinan dari organisasi lima agama di Indonesia mengeluarkan pernyataan rikap resmi di terhadap dinamika yang tengah berkembang di Palestina saat ini. Kelimanya satu suara mengecam tindakan sepihak Presiden AS Donald Trump di kantor PBNU, Jakarta kemarin (15/12).

Dalam pernyataan tersebut, hadir Ketua Konferensi Wali Gereja (KWI) Uskup Agung Igatius Suharyo, Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pdt. Henriette T. Hutabarat, Jandi Mukianto Wakil Ketua Wali Umat Budha Indonesia (Walubi), Wakil Sekretaris Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin),

Peter Lesmana, Pengurus Parisadha Buddha Dharma Nichiren SyoSyu Indonesia (NSI), serta dari wakil islam Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.

Dalam paparannya, Said Aqil Mengatakan bahwa pihaknya tidak menyangkal keberadaan Israel sebagai sebuah negara. Selama tidak mengabaikan kedaulatan dan hakhak Palestina sebagai negara.

”Kenyataanya ada negara bernama Palestina, ada yang bernama Israel, negara-negara dunia tinggal mendorong agar keduanya bisa hidup berdampingan,” katanya.

Said menuturkan, kedatangan Israel pada tahun 1948 ke Palestina memang menjadi sebuah tantangan bagi perdamaian.

Sejak itu, tragedi kemanusiaan yang memakan korban jiwa maupun harta terus saja terjadi. Sementara masih ada pihak-pihak yang memundurkan jalan menuju perdamaian. ”Ketika sudah ada kemajuan, ada tragedi lagi,” kata Said.

Saat ini, solusi kata Said adalah kembali pada Kesepakatan Oslo dan kembali ke Resolusi PBB. Said menyebut, harga yang dibayar untuk mendamaikan kedua bangsa sudah sangat mahal. Presiden Mesir Anwar Sadat sendiri telah menjadi korban atas idenya memprakarsai kedamaian ”dua negara”. Said Aqil menyebut memang ada upaya komunikasi dari Kedubes AS beberapa waktu lalu. Secara khusus mengundang dirinya dan pengurus untuk datang ke Kedubes AS di Jakarta. Namun, Said menolaknya.

”Kami diundang kesana (kedubes AS, red) saya nggak mau, kalau mereka kesini (Kantor PBNU,Red) boleh,”  katanya.

Uskup Suharyo mengungkapkan bahwa sikapnya sebagai Pimpinan Agama Katolik di Indonesia didasarkan pada setidaknya tiga hal, pertama sebagai warga Internasional yang diwakili oleh PBB, wajib patuh dan taat pada semua resolusi yang telah dibuat.

Padang Ekspres, 16 Desember 2017

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>