Padang, Singgalang
Program sekolah unggul hasil kerja sama dengan LSM Pasaid dari Turki dimulai tahun ajaran 2013/2014 di SMA 1 Sumbar.
Kepala Dinas Pendidikan, Syamsulrizal mengatakan tahap awal dimulai dengan penerimaan siswa baru, Juli mendatang. Sementara itu, untuk penerapan program secara keseluruhan, baru bisa 2014.
“Kita masih menunggu izin dari Kemendikbud tentang kerja sama ini. Tapi sebagai tahap awal penerimaan siswa sudah bisa dilakukan,†ujarnya Kamis (30/5).
Sistem penerimaan siswa baru untuk SMAN 1 Sumbar akan lebih ketat dibanding tahun sebelumnya. Layaknya sekolah unggul, calon siswa akan mengikuti serangkaian tes. Mulai dari tes akademik, psikologis dan berbagai tes lain. Namun, sebagai tambahan, dalam tes ini penilaian karakter siswa menjadi prioritas. Gunanya agar sejalan dengan program pendidikan berkarakter yang dicanangkan Kemendikbud.
“Tes yang ketat itu perlu. Tujuan sekolah unggul ini untuk menghasilkan siswa-siswa juara. Terutama calon-calon juara di bidang olimpiade sains tingkat dunia,†ujarnya.
Ia menjelaskan, seleksi penerimaan siswa baru di SMAN 1 Sumbar sudah dimulai. Siswa yang akan diterima lebih kurang 50 atau lebih. Saat ini sudah ada 58 siswa yang lulus tes. Mereka berasal dari berbagai kabupaten kota di Sumbar. Sebagian besar siswa asal Padang Panjang yaitu 15 orang. Sisanya dari kabupaten kota lain merata, masing-masing sekitar tiga orang.
Selain menerima siswa dari dlam provinsi, sekolah unggul SMAN 1 Sumbar jga akan menerima siswa dri provinsi lain. Kuotanya 5 persen atau lima siswa.
Sementara itu, untuk biaya pendidikan ditanggung APBD Sumbar. Syamsulrizal menyebutkan pada 2012 lalu, biaya operasional sekolah ini sekitar Rp3 miliar per tahun. “Bila nanti sekolah unggul ini total diterapkan bisa jadi akan membutuhkan dana sharing dari kabupaten/kota ,†ucap Syamsulrizal.
Jika kerja sama ini utuh dijalankan, berkaca kepada sekolah yang telah menjadi mitra Pasaid, para orang tua harus merogoh kantong sampai Rp30 juta. Itu baru untuk uang masuk sekolah saja.
Misalnya, uang masuk yang telah ditetapkan di SMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Jawa Tengah. Uang masuk SBBS sekitar Rp37 juta. Tiap naik kelas pun para siswa harus membayar biaya tambahan sekitar 10 persen yakni Rp3,7 juta. Uang sekolah sebesar itu diterapkan dengan sistem subsisdi silang, yakni 25 persen siswa dari keluarga mampu menyubsidi 75 persen siswa lainnya. Selain itu, ada pula di SMA Kharisma Bangsa Tanggerang Selatan yang menetapkan Rp35 juta untuk biaya masuk.
Terkait pembiayaan bagi siswa kurang mampu, seperti dilansir dari majalah Gatra, Deputi Kepala PASIAD Ramazan Cingil menyebutkan, salah satu syarat yang harus dipenuhi sekolah yang akan menjadi mitranya menyediakan beasiswa penuh minimal 20 persen bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Singgalang, 31 Mei 2013
Keterangan Foto: Konferensi pers Gubernur menjelang keberangkatan ke Turki