«

»

Belajar ke LN untuk Bangsa

18 Juli 2019

Pada 10 Juli 2019 saya memenuhi undangan khusus acara Persatuan Pelajar Indonesia sedunia di Malaysia. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 orang perwakilan dari 34 negara. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, baik bagian barat, pulau Jawa, maupun kawasan timur. Acara bertempat di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Johor.

Seyogianya ada 3 gubernur yang diundang sebagai narasumber di acara ini, yaitu dari Sumatra Barat (Irwan Prayitno), Jawa Barat (Ridwan Kamil), dan Sulawesi Selatan (Nurdin Abdullah). Tema acara adalah “Inovasi Berkelanjutan sebagai Sumbangsih Pemuda untuk Kemandirian Bangsa.”

Selama acara berlangsung, para peserta yang hadir tampak antusias mengikuti pemaparan kami sebagai narasumber. Hingga waktu yang disediakan tidak mencukupi bagi kami untuk menjawab pertanyaan dari puluhan peserta.

Jika disimpulkan poin utama dari diskusi dan pertanyaan yang ada adalah tentang bagaimana mereka bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk kepentingan bangsa. Setidaknya untuk daerah asal mereka.

Meski topik yang dibahas adalah tentang inovasi dalam memajukan bangsa, nuansa dan semangat yang muncul adalah bagaimana mereka bisa maksimal membantu bangsanya atau daerahnya. Bagaimana ilmu yang mereka miliki dituangkan dalam pemikiran, konsep dan hal lain sehingga bisa dilaksanakan di daerah mereka atau di Indonesia.

Memang begitulah semangat para pelajar Indonesia di luar negeri, yang berjuang keras menimba ilmu. Mereka yang sudah jauh-jauh belajar, ingin ilmunya bisa diterapkan di negaranya. Mereka juga ingin berbagi pengalaman yang didapat selama belajar di luar negeri. Berbagai hal positif di luar negeri pun ingin mereka terapkan di Indonesia.

Namun dalam realitanya, tidak semua orang yang belajar di luar negeri bisa menerapkan ilmunya di daerahnya. Sebagai contoh, ASN yang selesai sekolah di luar negeri ketika kembali, tidak mendapatkan kursi untuk ia bekerja, apalagi jabatan.

Realita lainnya adalah, ilmu yang didapat di luar negeri boleh jadi masih terlalu tinggi dilaksanakan di daerahnya. Atau ilmu tersebut ternyata belum dibutuhkan saat ini. Bahkan akhirnya ilmu yang sudah didapat, ketika balik ke tempat kerja, ilmunya tidak terpakai dalam pekerjaaanya. Karena pekerjaannya bukan termasuk bidang ilmu yang dipelajari di luar negeri. Sehingga apa yang ia kerjakan tidak berhubungan dengan apa yang ia pelajari.

Realita lainnya, ada juga yang ilmunya bagus untuk diterapkan, tetapi tidak diterima oleh pemegang kebijakan di daerah. Karena ilmu itu harus dilaksanakan oleh pemegang kebijakan, seperti wali kota, bupati, gubernur, atau pejabat lainnya.

Akhirnya, tidak sedikit yang larut dengan kondisi yang ada di daerah masing-masing. Ilmu yang sudah didapat tidak lagi menjadi suatu hal yang ingin diterapkan, dan hanya menjadi semacam kenangan ketika belajar di luar negeri.

Seharusnya ilmu yang sudah didapat bisa diterapkan di daerahnya karena akan berkontribusi memajukan daerah. Maka untuk bisa diterapkan, perlu adanya dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah serta pihak swasta, dan juga diikuti kesungguhan dari yang bersangkutan. Karena untuk bisa diterapkannya suatu ilmu, perlu proses dan pengorbanan dari yang akan menerapkan.

Ilmu yang bisa diterapkan di suatu negara atau daerah pun berbagai macam. Yang menarik, dari peserta yang ada, juga ada yang berasal dari kampus di Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Mesir dan Maroko. Ilmu dan pengetahuan agama mereka bisa diterapkan di daerahnya dengan menyebarkan ilmu tersebut melalui ceramah atau dakwah, atau menjadi guru, ustaz, ulama dan dosen, serta hal yang masih terkait dengan ilmu tersebut, seperti konsultan masalah agama, penulis buku, content creator untuk media, dan lainnya.

Semoga adanya berbagai masalah seperti diuraikan di atas, satu persatu bisa ditemukan solusinya. Sehingga dengan demikian, kemajuan suatu daerah juga semakin banyak bersumber dari kontribusi para pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri.

Dan juga, semoga berbagai realita yang ada juga tidak melemahkan semangat anak muda Indonesia belajar jauh ke luar negeri seperti yang diungkapkan oleh pepatah Arab, “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China”. Insya Allah banyak kebaikan yang didapat dengan belajar ke luar negeri. ***

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Singgalang, 18 Juli 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>