«

»

Pasar Koto Baru

26 Juli 2019

Pada 20 Juli 2019, kami bersama Bupati Tanah Datar meletakkan batu pertama pengembangan Pasar Koto Baru, Kab. Tanah Datar. Hal ini mendapat respon positif dari masyarakat nagari Koto Baru, para tokoh masyarakat dan juga perantau. Berita yang menyebar di media sosial juga dikomentari positif oleh masyarakat dunia maya.

Pasar Koto Baru merupakan semacam pasar regional penyedia sayur mayur untuk Sumbar, dan juga Bengkulu, Jambi, Riau, Sumut. Lokasinya strategis, yaitu di jalan negara yang merupakan lintas Padang – Bukittinggi. Omset pasar pada hari Senin bisa mencapai lima miliar rupiah.

Pasar Koto Baru selama ini sudah dikenal dengan kemacetannya pada setiap Senin. Hal ini menyebabkan perjalanan dari Padang ke Bukittinggi dan Payakumbuh atau sebaliknya dan daerah lainnya bertambah lama. Sehingga sedikit banyaknya berdampak kepada pariwisata dan ekonomi, serta perpindahan manusia dan barang.

Pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk mencoba mengatasi kemacetan ini. Namun ternyata tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Misalnya, melakukan pelebaran jalan hingga ke area DMJ, atau kiri-kanan jalan. Tapi ternyata masih dirasa sempit. Kemudian, menaruh polisi lalu-lintas dan satpol PP. Ini juga belum berhasil mengatasi masalah.

Hal lain yang juga sudah dilakukan adalah mencoba mengubah kebiasaan para penjual dan pembeli, untuk tidak setelah subuh baru berkegiatan. Contoh yang bisa dijadikan acuan adalah pasar induk di Jawa yang memulai kegiatan pada tengah malam. Maka jika ini bisa dilakukan di Pasar Koto Baru, menjelang pagi dianggap sudah selesai. Namun ini juga tidak bisa dilakukan serta merta. Bahkan ketika ditanya secara spontan, ada pedagang yang menjawab faktor suhu yang dingin tidak bisa beraktivitas tengah malam.

Selain itu, waktu untuk aktivitas transaksi di Pasar Koto Baru tidak bisa diatur waktunya. Selain masalah bongkar muat sayur-mayur, salah satu sebabnya adalah harga sayur mayur baru kian murah jika dibeli diujung waktu atau mendekati sore hari pada hari Senin. Sehingga pada hari Senin aktivitas Pasar Koto Baru berlangsung seharian dari pagi hingga sore. Sementara itu, aktivitas di hari Selasa biasanya hanya setengah hari.

Upaya lainnya yang sudah dilakukan adalah, menyiapkan flyover. Dari desain flyover, pelebaran jalan akan memakan tanah milik PT Kereta Api yang ada di sebelah kanan jika kita berasal dari Padang menuju Bukittinggi. Padahal PT Kereta Api sudah memiliki program revitalisasi jalur kereta api di Sumbar. Sehingga tidak memungkinkan membangun flyover karena keterbatasan tanah.

Upaya lain adalah mencari tanah kosong di sebelah kanan jalan dari arah Padang ke Bukittinggi untuk memindahkan pedagang. Tanah yang didapat sudah diratakan agar bisa dilakukan kegiatan. Namun ternyata upaya memindahkan pedagang ke kawasan baru tidak efektif dan efisien. Karena jaraknya agak jauh. Dan tidak bisa menyelesaikan masalah. Dengan lokasi yang strategis dan merupakan pasar regional, Pasar Koto Baru sepertinya tidak bisa dipindahkan.

Kemudian upaya lainnya adalah, menyediakan lokasi baru yang sudah disetujui yaitu dibelokkan ke dalam sebelum Pasar Koto Baru jika dari arah Padang ke Bukittinggi. Karena akses jalan yang sempit akhirnya tidak berhasil. Upaya pembelokan ke kanan, yang tembus ke jalan Bypass Bukittinggi juga coba dilakukan. Tapi juga gagal. Begitu juga dibuat jalan alternatif ke arah kiri sebelum pasar koto baru dari Padang Panjang, tetap tidak bisa jadi jalan alternatif karena jalan masih kecil.

Maka, ada satu opsi yang sebenarnya sudah dipikirkan sejak lama, yaitu pasar digeser lebih ke dalam atau ke belakang. Namun opsi ini akan berhadapan dengan tanah ulayat dan juga agak curam. Alhamdulillah, berkat pendekatan yang dilakukan beberapa pihak kepada para tokoh masyarakat, ada 4 kaum pemilik tanah ulayat bersedia tanahnya yang berlokasi di belakang Pasar Koto Baru untuk diganti rugi (untung). Sehingga Pasar Koto Baru bisa digeser ke dalam.

Pembebasan tanah didanai oleh Pemkab Tanah Datar sebesar 4,7 miliar rupiah. Kemudian untuk bangunan pasar didanai oleh Provinsi Sumbar sekitar 13,5 miliar rupiah untuk tahun ini dari total 28,9 miliar rupiah dana yang dibutuhkan. Dana tersebut juga akan diupayakan dari pemerintah pusat atau provinsi.

Alhamdulillah, langkah pertama sudah dilakukan terhadap Pasar Koto Baru. Jika melihat desain pembangunannya, insya Allah setelah dibangun suasana pasar akan lebih bagus. Dan tidak tertutup kemungkinan bisa dijadikan sebagai rest area. Semoga dengan tampilan baru nanti, Pasar Koto Baru semakin memiliki posisi dan nilai strategis.

Namun tidak kalah strategisnya adalah kelancaran jalan negara Padang – Bukittinggi dalam mendukung pariwisata dan ekonomi. Sehingga, dengan adanya pergeseran Pasar Koto Baru ke arah dalam, insya Allah tidak lagi menimbulkan kemacetan di jalan sekitarnya. Dengan demikian turut membantu perkembangan pariwisata dan juga pergerakan orang dan barang.

Atas segala kerja sama yang sudah dilakukan oleh berbagai pihak, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga segala kebaikan ini kembali lagi kepada seluruh pihak yang terlibat dengan balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Amin. ***

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Padang Ekspres, 26 Juli 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>